Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekhawatiran Tekanan Ekonomi Mereda, Bursa AS Ditutup Menguat,

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,23 persen ke 34.580,76, sedangkan indeks S&P 500 naik 1,23 persen ke 4.411,67 dan Nasdaq 100 menguat 1,16 persen ke 14.118,60.
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg
Pelaku pasar sedang memantau perdagangan di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, Senin (20/9/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (17/3/2022) menyusul redanya kekhawatiran tekanan ekonomi akibat kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,23 persen ke 34.580,76, sedangkan indeks S&P 500 naik 1,23 persen ke 4.411,67 dan Nasdaq 100 menguat 1,16 persen ke 14.118,60.

Bursa saham rebound setelah Bloomberg melaporkan JPMorgan Chase & Co. memproses dana yang dialokasikan untuk pembayaran bunga atas obligasi dolar yang diterbitkan oleh Rusia dan mengirimkan dana tersebut ke Citigroup Inc.

Kemungkinan default oleh Rusia dalam tahun ini menurut, menurut perkiraan credit-swap default. Sebelumnya, harga saham sempat melemah karena Moskow menampik laporan kemajuan dalam pembicaraan damai dengan Ukraina.

Pasar global mengawasi dengan ketat kemampuan Rusia untuk melakukan pembayaran atas utangnya. Ada kekhawatiran bahwa kreditur tidak mendapatkan pembayaran dalam dolar dalam masa tenggang 30 hari mulai Kamis, yang akan menandai default pertama pada obligasi mata uang asing sejak Bolshevik menolak utang tsar pada tahun 1918.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia memiliki semua sumber daya yang dibutuhkan untuk menghindari default.

Sementara itu, Dewan Perwakilan Rakyat AS memilih untuk mengakhiri hubungan perdagangan reguler dengan Rusia. Langkah ini dapat membuat AS menaikkan tarif secara signifikan atas barang-barang Rusia yang masuk ke negara tersebut.

Presiden Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping akan berbicara mengenai Rusia pada hari Jumat. Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis bahwa Biden akan menjelaskan kepada Xi AS akan mengenakan "tarif" jika China mendukung Rusia.

Analis ThinkMarkets Fawad Razaqzada mengatakan pasar terus mendapatkan sentiment besar dari geopolitik dengan terus mengabaikan dengan cepat sentimen satu sama lain.

"Seperti yang kita lihat kemarin, pasar sangat bersemangat untuk reli pada setiap berita positif ... tetapi kemudian melemah karena investor menyadari bahwa kedua belah pihak tetap berjauhan dalam hal gencatan senjata dan akhir perang," ungkap Fawad, dikutip Bloomberg, Jumat (18/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper