Bisnis.com, JAKARTA – Tren pertumbuhan investor aset kripto Indonesia diyakini akan berlanjut pada 2022 seiring dengan tingginya animo masyarakat terhadap kelas aset ini.
Berdasarkan data terakhir yang dikemukakan oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia per Desember 2021 lalu jumlah investor aset kripto di Indonesia telah mencapai 11 juta orang atau mengalami kenaikan hingga 100 persen dari tahun 2020 yang baru mencapai lima juta orang.
Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari jumlah investor pasar modal. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal sudah mencapai angka 7,86 juta investor per akhir Januari 2022.
Jumlah ini mencatatkan kenaikan 5 persen secara bulanan dari posisi akhir Desember 2021 yang sebesar 7,45 juta.
Marcus Lim, Co-Founder dan CEO of Zipmex mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pasar kripto dengan perkembangan yang pesat. Menurutnya, perkembangan pasar dan minat investor terhadap aset kripto tebilang lebih baik bila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan setara dengan Thailand di Asia Tenggara.
“Selama 5 -6 tahun terakhir meningkatnya penetrasi internet Indonesia turut berdampak positif terhadap pertumbuhan pasar kripto. Menurut kami, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang terbilang cepat dalam mengadopsi teknologi-teknologi baru seperti kripto,” kata Lim dalam Konferensi Pers Crypto Revolution Campaign Launch, Rabu (16/3/2022).
Baca Juga
Seiring dengan hal tersebut, Zipmex optimistis pertumbuhan jumlah investor kripto akan berlanjut pada tahun ini.
Head of Growth Zipmex Indonesia Siska Lestari menyebutkan, minat masyarakat terhadap investasi kripto tetap tinggi. Pertumbuhan minat ini tetap terjadi tengah sejumlah sentimen negatif seperti koreksi harga dan investasi bodong berkedok aset kripto yang tengah marak belakangan ini.
“Biarpun harganya sedang turun, minat masyarakat kami lihat tetap naik. Pertumbuhan jumlah investor kripto dari 2020 ke 2021 saja mencapai 100 persen,” ujarnya.
Meski demikian, Lim juga mengingatkan masyarakat yang hendak berinvestasi pada aset kripto untuk menggali informasi sebanyak mungkin. Edukasi dan literasi tetap menjadi hal utama yang perlu dilakukan sebelum berinvestasi pada aset apapun, termasuk kripto.
Lim melanjutkan, investor juga sebaiknya tidak terbawa emosi atau hanya sekadar ikut-ikutan atau fear of missing out (FOMO). Investor juga wajib berinvestasi sesuai dengan kebutuhan dan horizon investasinya masing-masing.
“Investasi aset kripto ini cocok untuk jangka panjang, tetapi juga perlu disesuaikan dengan tujuan dan horizon investasi masing-masing,” pungkasnya.