Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada Rabu (16/3/2022) meskipun investor was-was kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah menguat 0,17 persen atau 25 poin ke level Rp14.301,5 per dolar AS pada pukul 9.20 WIB.
Sepanjang tahun berjalan, rupiah telah melemah 0,27 persen terhadap dolar AS. Adapun, indeks dolar AS berjangka Juni 2022 mengalami penurunan 0,23 persen atau 0,224 poin ke level 98,840.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya menyampaikan bahwa indeks dolar AS melemah karena investor kembali fokus terhadap wabah Covid-19 terbaru di China yang membuat pemerintah setempat melakukan penguncian di beberapa kota.
Selain itu, The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya semenjak pandemi Covid-19 secara luas pada hari ini, Rabu (16/3/2022).
“Investor mengharapkan kenaikan 25 basis poin pada pertemuan ini, menurut alat Fedwatch CME. Namun, harga telah meningkat untuk menunjukkan peluang 70 persen dari kenaikan 50 basis poin yang lebih besar pada pertemuan Mei 2022, berkat meningkatnya kekhawatiran tentang inflasi,” jelas Ibrahim dalam riset hariannya, dikutip Rabu (16/3/2022).
Baca Juga
Di sisi lain, Ibrahim mengungkapkan bahwa harapan akan tercapainya negosiasi antara Ukraina dan Rusia pekan ini membuat daya tarik pada safe-haven memudar.
Sementara itu, dari dalam negeri dia menyampaikan bahwa Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) yang dirilis BPS kembali surplus pada Februari 2022 sesuai dengan ekspektasi pasar.
Adapun, NPI pada bulan lalu tercatat sebesar US$3,83 miliar yang surplus US$930 juta dibandingkan dengan Januari 2022. Nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor menjadi pendorong surplus tersebut.
Di samping itu, melonjaknya harga komoditas internasional juga turut mendorong surplus pada Februari 2022. Di mana komoditas nonmigas yang menjadi penyumbang surplus terbesar berasal dari bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewan atau nabati, besi dan baja.
Ditambah lagi, menurut Ibrahim pasar juga memantau perkembangan perekonomian Indonesia pasca pulih dari Covid-19 yang dari berbagai indikator menunjukkan proses pemulihan di dalam negeri yang berjalan lebih cepat.
Oleh sebab itu, Ibrahim memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) pada tahun ini akan meningkat di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen dari pertumbuhan 3,69 persen pada 2021.
Namun, sentimen positif dari domestik tidak serta merta membawa mata uang menguat tajam, yang menurut Ibrahim karena kemungkinan pelaku pasar condong memperhatikan hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat yang akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya.
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim pun memperkirakan pergerakan mata uang rupiah pada esok hari, Rabu (16/3/2022) masih ditutup menguat.
“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.310 - Rp14.370,” tulisnya.