Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) membukukan peningkatan pendapatan usaha sepanjang tahun 2021.
Smartfren mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp10,45 triliun di 2021. Pendapatan ini meningkat 11,15 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp9,4 triliun.
Pendapatan usaha perseroan sebagian besar dikontribusikan oleh pendapatan data senilai Rp9,6 triliun, naik 11,41 persen dari Rp8,6 triliun dibandingkan 2020. Sementara itu, pendapatan non-data perseroan turun 17,72 persen dari Rp345,7 miliar, menjadi Rp284,5 miliar di 2021.
Sepanjang 2021, Smartfren mencatatkan peningkatan beban usaha 0,17 persen menjadi Rp10,2 triliun, dari Rp10,1 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Meski beban usaha meningkat, emiten berkode saham FREN ini masih mampu menciptakan laba usaha sebesar Rp247,1 miliar, dari rugi Rp784,6 miliar di tahun 2020.
Akan tetapi, FREN tercatat masih membukukan kerugian pada 2020, meski kerugian tersebut mampu ditekan. Pos laba rugi bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan berkurang menjadi Rp435 miliar pada 2021, dari Rp1,52 triliun pada 2020.
Baca Juga
Adapun hingga akhir Desember 2021, perseroan membukukan peningkatan jumlah aset menjadi Rp43,35 triliun, dari Rp38,68 triliun di akhir Desember 2020. Jumlah aset ini meningkat karena aset tetap perseroan naik menjadi Rp33,2 triliun dan adanya investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp779 miliar.
Perseroan juga mencatatkan peningkatan liabilitas menjadi Rp30,7 triliun, dari Rp26,31 triliun secara tahunan. Liabilitas ini meningkat karena naiknya pos liabilitas lancar dan tidak lancar perseroan masing-masing menjadi Rp9,6 triliun dan Rp21,1 triliun.
Sementara itu, jumlah ekuitas Smartfren juga meningkat menjadi Rp12,6 triliun di 2021, dari Rp12,36 triliun di akhir 2020.