Bisnis.com, JAKARTA - Indeks saham-saham berukuran kecil dan menengah di Bursa Efek Indonesia, IDX Small Medium Cap (SMC) Liquid masih mencatatkan kinerja negatif sejak awal tahun hingga saat ini. Indeks ini masih mencetak kinerja negatif 1,22 persen sejak awal 2022 hingga hari ini, Selasa (8/3/2022).
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, kinerja Indeks SMC Liquid terpengaruh oleh beberapa isu negatif seperti stagflasi, rencana kenaikan suku bunga The Federal Reserve di awal Maret, dan ancaman gelombang 3 Covid-19 dari dalam negeri.
"Sehingga beberapa sektor mendapatkan tekanan seperti semen, retailer, konstruksi, dan saham-saham teknologi. Namun, justru di sektor energi mendapat sentimen positif dari kenaikan harga komoditas," ujar Roger, dihubungi Selasa (8/3/2022).
Sebagaimana diketahui, Indeks SMC Liquid terdiri dari 55 konstituen saham, yang terdiri dari berbagai macam sektor seperti properti, retailer, kesehatan, semen, infrastruktur, hingga teknologi.
Roger melanjutkan, pihaknya melihat mayoritas emiten memiliki potensi untuk kembali rebound, dengan melihat mulai pulihnya ekonomi terkait isu Covid-19 yang mulai mereda.
"Kami masih melihat sektor komoditas yang saat ini menarik karena beberapa faktor," tuturnya.
Baca Juga
Faktor-faktor tersebut seperti laporan keuangan 2021 yang mayoritas tumbuh signifikan, perkiraan dividen yang cukup besar dari emiten emiten komoditas tersebut, dan adanya peluang harga komoditas masih tetap tinggi hingga kuartal II/2022.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan investor untuk mencermati saham-saham seperti PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG), PT Japfa Tbk. (JPFA) dan PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) di Indeks SMC Liquid.