Bisnis.com, JAKARTA – Diversifikasi ke saham-saham terkait komoditas dan emas dapat menjadi pilihan investor di tengah tingginya ketidakpastian di pasar.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, kondisi penuh ketidakpastian seperti saat ini membuat aset safe haven seperti emas menjadi sangat menarik. Hal ini karena investor perlu memastikan adanya diversifikasi ke aset yang lebih defensif saat pasar kurang kondusif dan memiliki tingkat korelasi yang rendah terhadap pergerakan pasar.
“Harga emas juga sempat tembus ke level US$2,000 per troy ounce. Tentu disaat kondisi seperti ini, asset allocation dan diversification menjadi sangat kritikal,” jelasnya saat dihubungi, Senin (7/3/2022).
Guntur melanjutkan, ditengah kondisi pasar yang volatil, likuiditas menjadi faktor yang sangat penting untuk investor. Hal ini mengingat adanya prinsip “cash is king” ditengah ketidakpastian dan investor perlu untuk mengutamakan diversifikasi serta memastikan ada kelas aset yang dari sisi likuiditas tidak terganggu.
Ia mengatakan, untuk investor pasar modal, salah satunya untuk mengalokasikan sebagian dari portfolio investasinya ke aset yang likuid seperti Reksa Dana Pasar Uang. Selain itu, aset exchange traded funds (ETF) berbasis emas atau ETF gold juga dinilai cukup menarik
Meski demikian, dari sisi regulasi, Manajer Investasi (MI) di Indonesia belum memungkinkan untuk membuat produk reksa dana ETF berbasis emas seperti di negara-negara lainnya.
Baca Juga
Oleh karena itu, untuk mendiversifikasikan asetnya, Guntur mengatakan investor dapat mengalokasikan dananya ke sektor-sektor terkait seperti komoditas
“Investor dapat memilih saham-saham yang memiliki bisnis atau underlying sector di komoditas dan pertambangan emas sebagai alternatif diversifikasi portofolio,” pungkasnya.