Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel modern PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan mengusulkan pembagian dividen final sebesar Rp250 per saham dalam RUPS mendatang untuk tahun buku 2021. Perusahaan telah membayarkan dividen interim sebesar Rp100 per saham pada 2 Desember 2021.
Ke depan, Manajemen merekomendasikan pembayaran dividen sebesar Rp500 per saham untuk 2022 yang akan didistribusikan dalam 2 dividen interim sebesar Rp125 per saham dan dividen final sebesar Rp250 per saham.
“Ini akan menjadi yang tertinggi dalam sejarah Perseroan,” tulis manajemen LPPF dalam keterangan resmi yang dikutip Kamis (3/3/2022).
Sepanjang 2021, Matahari membukukan laba bersih sebesar Rp913 Miliar pada 2021, naik 205 persen dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp873 miliar pada 2020. Hal ini didukung oleh kinerja perdagangan pada kuartal IV/2021, pelonggaran PPKM, dan inisiatif yang diambil Perseroan.
Adapun EBITDA mencapai Rp1,3 triliun (vs panduan Rp1 triliun), meskipun kunjungan ke pusat perbelanjaan belum kembali ke kondisi sebelum pandemi. Pada 2021, SSSG masih lebih rendah 41,5 persen dibandingkan dengan 2019, sementara kunjungan mal 43 persen di bawah kinerja 2019.
Meski capaian beberapa aspek masih lebih rendah dari posisi 2019, kinerja perdagangan pada kuartal IV/2021 yang kuat imbas dari pelonggaran PPKM dan sejumlah strategi perusahaan telah menghasilkan EBITDA sebesar Rp527 miliar atau 41,4 persen lebih tinggi daripada situasi sebelum pandemi di 2019. Laba bersih pada 3 bulan terakhir 2021 mencapai Rp474 miliar, kendati tingkat kunjungan baru mencapai 60 persen dibandingkan dengan level pada kuartal IV/2019.
Baca Juga
Lebih lanjut, produktivitas penjualan tumbuh 9,2 persen pada kuartal IV/2021 dibandingkan dengan kuartal IV/2020. Adapun margin kotor pada kuartal IV/2021 berada di 35,2 persen, sementara pada kuartal IV/2020 di 31,3 persen dan 32,5 persen di kuartal IV/2019.
Dengan pinjaman yang telah dilunasi seluruhnya, pembayaran dividen interim, dan pembelian kembali saham, Matahari mengakhiri 2021 dengan kondisi kas yang kuat sebesar Rp661 Miliar. Kondisi ini memicu aktivitas pembelian kembali saham pada Januari 2022 dengan penilaian yang jauh di bawah perusahaan sejenis dan memberikan EBITDA/saham yang kuat.
Wakil Presiden Direktur dan CEO Matahari Terry O'Connor mengatakan puncak kasus Covid-19 di Jakarta akibat varian Omicron yang telah dilewati dan di level nasional yang membaik memberi peluang bagi Matahari untuk menangkap peluang pada momen Lebaran.
“Dengan tingkat kunjungan ke mal berbalik positif pascapenyebaran Omicron, pakaian untuk travel dan pakaian acara khusus menjadi lebih relevan. Kebangkitan ritel fesyen yang terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dan lainnya masih diharapkan pada 2022,” kata O’Connor melalui keterangan resmi yang dikutip Kamis (3/3/2022).
Oleh karena itu, lanjutnya, Peruasahaan merevisi target EBITDA 2022 dari panduan sebelumnya Rp1,8 triliun menjadi Rp2,0 triliun.
Sampai akhir 2021, Matahari mengoperasikan total 139 gerai di 77 kota di seluruh Indonesia, setelah membuka 3 gerai baru pada tahun 2021 yang berlokasi di Balikpapan, Batam, dan Cianjur yang sejauh ini memperlihatkan penjualan di atas ekspektasi.
Ke depannya, perusahaan berencana membuka 12—15 gerai setiap tahunnya dalam jangka pendek sampai menengah. Untuk tahun ini, Matahari berencana membuka setidaknya 10 gerai anyar, termasuk gerai signature baru yang sedang dibangun di Mal Taman Anggrek Jakarta dan Plaza Ambarukmo Yogyakarta Mall. Perusahaan juga sedang merampungkan gerai format baru yang berlokasi di Supermal Karawaci Tangerang.