Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat Kerugian Kredit Karena Masalah Teknis di 2021, Saham CIMB Group Anjlok

saham CIMB Group anjlok hingga 5,37 ringgit per saham di bursa Malaysia pada jeda siang dengan volume transaksi melonjak hingga 8 kali rata-rata 20 hari terakhir.
Gedung CIMB/cimb.com
Gedung CIMB/cimb.com

Bisnis.com, JAKARTA – Saham CIMB Group Holdings Bhd. mencatat pelemahan intraday terbesar sejak Maret 2020, membukukan kerugian kredit hingga 280,9 juta ringgit atau sekitar Rp960,08 miliar pada tahun 2021 lalu karena adanya kesalahan sistem elektronik.

Dilansir Bloomberg, pada Selasa (1/3/2022), saham CIMB anjlok hingga 5,37 ringgit per saham di bursa Malaysia pada jeda siang dengan volume transaksi melonjak hingga 8 kali rata-rata 20 hari. Saham tersebut mencatat kinerja terburuk di Indeks KLCI.

CEO CIMB Group Abdul Rahman Ahmad mengatakan bank terbesar kedua di Malaysia tersebut menemukan masalah terkait dengan layanan pengiriman uang pihak ketiga pada tahun ini, yang menyebabkan adanya transfer berganda ke sejumlah nasabah.

CIMB kemudian mengambil langkah-langkah untuk memulihkan pembayaran berganda dari nasabah yang terkena dampak.

“Akibatnya, jumlah dana pencadangan tambahan dan lebih rendah dapat diambil pada kuartal pertama 2022 tergantung pada proses pemulihan,” kata Abdul Rahman dalam rilis laporan keuangan tahunan CIMB Group.kuartal keempat dan tahun penuh pemberi pinjaman. pendapatan.

Pelemahan saham ini terjadi bahkan setelah CIMB mencatat laba bersih sebesar 4,3 miliar ringgit (US$1 miliar) pada tahun 2021, yang merupakan laba terbesar sejak 2019.

Sebelumnya, Gubernur Bank Negara Malaysia Nor Shamsiah Mohd Yunus mengatakan bank sentral Malaysia meminta perbankan untuk memberikan "opsi yang masuk akal" bagi nasabah untuk mengembalikan kelebihan uang.

“Bank sentral akan mengambil tindakan pengawasan dan penegakan hukum yang tepat terhadap CIMB jika temuannya mengungkapkan adanya pelanggaran persyaratan hukum atau peraturan,” kata Shamsiah.

Kesalahan teknis CIMB terjadi ketika bank-bank Asia Tenggara berada di bawah pengawasan ketat atas masalah infrastruktur digital mereka. Pada bulan Desember, sekitar 790 nasabah Oversea-Chinese Banking Corp. Singapura kehilangan total S$13,7 juta (US$10,1 juta) karena kasus penipuan.

Sebulan sebelumnya, ribuan pelanggan DBS Group Holdings Ltd. tidak dapat masuk ke platform online dan selulernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper