Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Ukraina vs Rusia, Asing Borong Saham ITMG, INCO, BBCA

Konflik Ukraina vs Rusia bikin investor asing borong saham ITMG, INCO, dan BBCA.
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan beraktifitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke zona merah dengan pelemahan 1,48 persen pada perdagangan hari ini, Kamis (24/2/2022), menyusul memanasnya konflik Ukraina dan Rusia.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.00 WIB, IHSG ditutup turun 102,23 poin ke level 6.817,82. IHSG bergerak di rentang 6.758,86—6.929,91 sepanjang hari.

Sebanyak 492 saham melemah, 109 saham menguat dan 82 saham bergerak di tempat. Meski demikian, investor asing masih membukukan aksi net buy senilai Rp894,27 miliar.

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi saham yang paling banyak diborong asing dengan nilai net buy mencapai Rp282,30 miliar. Investor asing juga tercatat mengincar saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net foreign buy sebesar Rp203,85 miliar.

Investor asing juga terpantau mengincar saham di sektor komoditas, seperti saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang membukukan net foreign buy sebesar Rp87,04 miliar dan saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) sebesar Rp79,15 miliar.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan aksi net foreign buy yang tetap terjadi meski ketegangan Ukraina dan Rusia memanas menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia masih cukup kuat untuk menahan tekanan isu geopolitik. Dia menyebutkan hal ini turut ditopang oleh perkembangan pemulihan ekonomi yang cukup baik.

“Pasar modal Indonesia masih cukup kuat untuk menahan tekanan isu geopolitik tersebut. Terlebih lagi memang ekonomi Indonesia dalam progress pemulihan yang cukup baik. Ditambah Indonesia juga menghasilkan sejumlah komoditas penting,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper