Bisnis.com, JAKARTA - Emiten anak usaha PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mencetak produksi batu bara yang meningkat 23 persen sepanjang 2021.
Pada 2021, total produksi batu bara AMI mencapai 2,30 juta ton, atau naik 23 persen dibandingkan tahun 2020. Penjualan batu bara emiten baru berkode ADMR ini untuk periode 2021 tercatat 2,30 juta ton, atau naik 63 persen.
Febriati Nadira, Head of Corporate Communications Adaro Energy Indonesia menuturkan Adaro Minerals mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 5,15 Mbcm pada tahun 2021, atau naik 22 persen dibandingkan dengan tahun lalu, dan nisbah kupas untuk periode ini adalah 2,24 kali.
Produksi batu bara AMI pada kuartal IV/2021 mencapai 0,57 juta ton, atau stabil secara tahunan.
Volume penjualan batu bara AMI pada kuartal IV/2021 adalah 0,75 juta ton, atau naik 99 persen. Pengupasan lapisan penutup pada kuartal IV/2021 adalah 1,22 Mbcm dan nisbah kupas untuk kuartal ini mencapai 2,12 kali.
"Mayoritas batu bara yang diproduksi oleh AMI saat ini adalah batu bara kokas keras dari konsesi Maruwai. Karakteristik premium batu bara kokas kerasnya, dengan kandungan abu yang rendah, fosfor yang rendah dan vitrinit yang tinggi, menjadikannya produk yang cocok untuk produsen baja," paparnya dikutip dari keterbukaan ADRO, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga
Selama 2021, batu bara ini dijual ke para pelanggan di China, Jepang dan Indonesia.
Adaro Minerals baru saja terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Januari 2022 dan menjadi perusahaan pertama yang tercatat di BEI pada 2022.
ADMR mengumpulkan sekitar Rp661 miliar pada IPO ini dan akan menggunakan perolehan tersebut untuk belanja modal PT Maruwai Coal serta pembayaran beberapa pokok utang kepada ADRO.
Setelah IPO, pemegang saham publik memiliki 16,64 persen atas ADMR. Perseroan saat ini menjalankan operasi pertambangan metalurgi melalui perusahaan-perusahaan anak dan merupakan operasi batu bara kokas keras pertama dan satu-satunya di Indonesia.
"Produk batu bara kokas keras Adaro Minerals yang berasal dari konsesi Maruwai disambut baik oleh para pelanggan, terutama karena kandungan abu yang rendah, fosfor yang rendah dan vitrinit yang tinggi," katanya.
Pada penutupan perdagangan Rabu (24/2/2022), harga saham ADMR ditutup naik 1,75 persen ke harga 1.165. Sejak IPO, harga sahamnya ADMR telah naik 1.065 persen.