Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah produk reksa dana saham menanjak signifikan selama sebulan terakhir seiring dengan penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Berdasarkan data Infovesta Utama, ada 3 produk reksa dana yang naik dobel digit dalam jangka waktu sebulan per 18 Februari 2022. Ketiga produk itu ialah HPAM Ekuiras Syariah Berkah (naik 31,3 persen), HPAM Ultima Ekuitas 1 (18,6 persen), dan HPAM Investa Ekuitas Strategis (11,56 persen).
Mengutip data Henan Putihrai Asset Management, HPAM Ekuitas Syariah Berkah per Januari 2022 memiliki net asset value (NAV) Rp1.119,06 per unit. Nilai dana kelolaannya Rp845,67 miliar.
Sekitar 92 persen komposisi HPAM Ekuitas Syariah Berkah adalah saham. Sejumlah 10 saham yang ada di dalamnya ialah AKRA, BELL, BOGA, BRPT, EMTK, KPIG, MSIN, SHID, SSIA, dan TPIA.
Adapun, sekitar 88 persen komposisi HPAM Ultima Ekuitas 1 adalah saham. Sejumlah 10 saham yang membentuknya ialah BBRI, BMRI, BRPT, CMPP, MSIN, SMGR, SSIA, TLKM, TPIA, dan WSKT.
Seluruh instrumen reksa dana pada pekan ketiga Februari 2022 mencatatkan pertumbuhan kinerja, seiring dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menyentuh level tertingginya alias all time high (ATH).
Baca Juga
Berdasarkan laporan mingguan Infovesta yang dirilis Senin (21/2/2022), pada periode 11 Februari 2022 hingga 18 Februari 2022, kinerja instrumen reksa dana bergerak dalam rentang 0,04 persen hingga 1,21 persen.
“Seluruh reksa dana masih melanjutkan kenaikan kinerja pekan lalu yang didukung oleh kenaikan kinerja seluruh indeks acuan baik di pasar saham maupun di pasar surat utang,” tulis Infovesta dalam laporannya, Senin (21/2/2022).
Infovesta menuliskan, kinerja IHSG kembali menembus all time high yaitu di level 6.892 sehingga naik 1,13 persen. Kenaikan indeks tersebut kemudian mendorong kenaikan kinerja reksa dana saham dan sekaligus memimpin kinerja instrumen reksa dana dengan tumbuh 1,21 persen pada pekan lalu.
Selain mendorong kinerja reksa dana saham, reksa dana campuran juga turut terdorong dengan pertumbuhan sebesar 0,79 persen meskipun kedua instrumen tersebut sempat tersungkur pada hari kedua perdagangan pekan lalu.
Penurunan tersebut merupakan imbas dari memanasnya situasi antara Rusia dan Ukraina dan kemudian cenderung berpengaruh terhadap kinerja kelas aset berisiko.