Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja reksa dana saham dengan aset dasar (underlying asset) saham berkapitalisasi pasar jumbo diyakini tetap positif pada 2022. Tren pemulihan ekonomi dan potensi aliran dana asing yang deras menjadi sentimen penopang.
Direktur Avrist Asset Management (Avrist AM) Farash Farich mengatakan, prospek reksa dana saham pada tahun ini cukup positif seiring dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut. Prospek positif ini terutama untuk reksa dana dengan aset dasar saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap.
Farash memaparkan, kelanjutan pemulihan ekonomi di Indonesia akan berdampak positif terhadap kinerja saham-saham big cap. Hal ini berbeda dibandingkan tahun 2021 lalu dimana saham-saham lapis kedua dan ketiga menjadi penopang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Tahun ini big cap akan memimpin pemulihan di pasar saham, karena pemulihannya terlihat dan valuasinya tidak mahal,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (16/2/2022).
Ia melanjutkan, sektor perbankan akan menjadi motor utama pada tren pemulihan ini. Hal tersebut seiring dengan tingkat likuiditas perbankan yang tinggi dan prospek pertumbuhan kredit yang ditopang oleh tren pemulihan ekonomi.
Lebih lanjut, saham-saham sektor energi, pertambangan, logam, serta perkebunan akan mencatatkan kinerja positif sejalan dengan harga komoditas yang tinggi.
Baca Juga
“Saya rasa tahun ini kinerja saham big cap yang masih undervalue akan memiliki kinerja lebih baik,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh Chief Investment Officer Star AM Susanto Chandra. Menurutnya, prospek kinerja reksa dana saham dengan underlying big cap di tahun ini cenderung lebih baik.
Selain prospek pemulihan ekonomi, potensi aliran dana asing atau capital inflow ke pasar Indonesia yang lebih baik dibandingkan tahun lalu akan turut menopang kinerja reksa dana saham.