Bisnis.com, JAKARTA – Mandiri Sekuritas atau Mansek mencatatkan pertumbuhan investor ritel hingga 30 persen sepanjang 2021 lalu. Tren serupa diyakini akan terjadi pada 2022 seiring dengan prospek pemulihan ekonomi nasional dan global.
Direktur Retail and Treasury Mandiri Sekuritas Theodora Manik menyebutkan, minat investor ritel sepanjang tahun lalu terus meningkat di tengah kelanjutan pandemi virus corona. Hal ini turut berimbas pada pertumbuhan jumlah investor di Mandiri Sekuritas.
Ia menyebutkan, total investor ritel Mansek tercatat tumbuh 33 persen sepanjang tahun 2021. Dari jumlah tersebut, 70 persen investor ritel didominasi oleh generasi milenial dan gen z. Sementara itu, sebanyak 92 persen dari total transaksi dilakukan secara online.
“Pertumbuhan ini juga terasa di nilai transaksi harian kami yang naik 54 persen, sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan usaha (revenue) sebesar 56 persen,” jelasnya dalam konferensi pers MOST Awards 2022, Selasa (15/2/2022).
Theodora optimistis tren pertumbuhan investor akan berlanjut pada tahun 2022. Hal ini seiring dengan prospek pemulihan ekonomi nasional dan global yang diprediksi akan membawa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level 7.400 di akhir 2022.
Dengan sentimen-sentimen tersebut, Mansek optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan investor ritel hingga 40 persen pada 2022.
Baca Juga
“Khusus ritel, melihat optimisme pasar, kami berharap bisa akuisisi nasabah di atas 40 persen pada tahun ini,” jelasnya.
Seiring dengan hal tersebut, Mansek akan terus meningkatkan program edukasi dan literasi investasi kepada para investor. Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan investor seputar dunia investasi dan menghindarkan masyarakat dari investasi-investasi bodong yang belakangan kerap terjadi.
Selain itu, Mansek juga akan menyediakan promosi-promosi dan layanan investasi terlengkap dan mudah melalui platform MOST.
Sebelumnya, Direktur Mandiri Sekuritas Heru Handayanto menuturkan, pihaknya mencatatkan nilai transaksi harian saham sebesar Rp1,2 triliun sepanjang Januari 2022 lalu. Jumlah tersebut turun 31 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 lalu.
“Penurunan ini menurut kami karena faktor kekhawatiran investor atas lonjakan kasus Omicron dan sentimen The Fed,” katanya.
Untuk Februari 2022, Heru optimistis nilai transaksi saham akan mengalami pertumbuhan dibandingkan bulan lalu. Meski tidak menyebutkan target total transaksinya, Mandiri Sekuritas menargetkan nilai transaksi harian dapat tumbuh ke kisaran Rp1,7 triliun.
Menurutnya, salah satu sentimen yang akan mempengaruhi kenaikan transaksi nasabah adalah perkembangan covid-19 dan pemberlakuan kembali PPKM level 3. Selain itu, program vaksinasi yang terus dijalankan pemerintah juga diharapkan dapat menekan laju kasus positif.
Heru melanjutkan, pihaknya juga akan fokus meningkatkan transaksi nasabah ritel. Hal ini dilakukan melalui sejumlah program promosi, seperti MOST Awards, dan peningkatan sistem layanan online nasabah.