Bisnis.com, JAKARTA – PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) berjanji pembagian dividen tahun ini tidak kurang dari 30 persen.
Direktur Utama Impack Pratama Industri Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan perseroan memiliki komitmen untuk membagikan dividen sebanyak 30 persen dari hasil laba bersih. Adapun IMPC hingga akhir 2021 telah mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,2 triliun dengan laba bersih diprediksi bisa menembus lebih dari Rp200 miliar.
“Perseroan akan mempertahankan kebijakan pembagian dividen di atas 30 persen dari perolehan laba bersih tahun berjalan, sebagai wujud komitmen perseroan untuk selalu memberikan nilai tambah yang optimal kepada para pemegang saham,” katanya dalam keterangan resmi pada Rabu (9/2/2022).
Haryanto optimistis laba bersih perseroan akan mengalami pertumbuhan secara tahunan lebih dari 60 persen dari 2020 senilai Rp125 miliar. Selain itu, melampaui 21 persen dari target yang ditentukan sebesar Rp165 miliar.
“Ini merupakan tahun kedua sejak pandemi Covid-19, kami kembali mencetak angka pendapatan yang melampaui target yaitu 15 persen lebih tinggi dari target senilai Rp1,9 triliun serta 22 persen lebih tinggi dari pendapatan 2020 senilai Rp1,8 triliun,” katanya.
Sementara itu, IMPC menargetkan pendapatan sebesar Rp2,6 triliun dengan laba bersih Rp260 miliar pada tahun ini. Manajemen pun telah menyiapkan beberapa strategi untuk mencapai target tersebut. Pertama, meningkatkan pertumbuhan bisnis organik dengan membuka peluang bisnis baru dan inovasi produk baru.
Baca Juga
Menurutnya, emiten produsen bahan bangunan itu pada Januari 2022 telah resmi mengadakan peluncuran produk atap. Kedua, memperkuat jaringan distribusi di area timur Indonesia. IMPC juga tengah mempersiapkan pusat distribusi di Surabaya yang akan beroperasi pada akhir kuartal I/2022.
Ketiga, IMPC akan melanjutkan rencana akuisisi baik di dalam maupun di luar negeri untuk meraih sinergi dengan nilai valuasi transaksi yang wajar. “Penentuan target tersebut didasari oleh kondisi pandemi yang terkendali dan kegiatan ekonomi secara umum yang berangsur telah membaik,” lanjutnya.
Haryanto menambahkan perseroan telah mencadangkan belanja modal sekitar Rp180 miliar untuk menopang ketiga strategi tersebut.