Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Insentif Pajak Properti dan Mobil Diperpanjang, Cek Rekomendasi Sahamnya!

Isentif dapat mendorong kinerja sekaligus saham emiten terkait otomotif dan properti seiring dengan prospek peningkatan penjualan.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan perumahan subdisi di kawasan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/1/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah telah resmi memperpanjang insentif pajak untuk sektor otomotif dan properti hingga September mendatang sehingga dapat memantik saham-saham terkait.

Insentif untuk sektor properti tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 6/PMK.010/2022 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022, merupakan tambahan waktu 3 bulan dari rencana sebelumnya yang hanya diperpanjang 6 bulan sampai akhir Juni 2022.

Sementara itu, perpanjangan relaksasi untuk otomotif tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 5/PMK.010/2022 tentang PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022.

Beleid yang ditetapkan pada 2 Februari 2022 tersebut berisi desain baru insentif yang disesuaikan dengan kondisi pemulihan sektor otomotif ke depan.

Perpanjangan insentif ini tentu diharapkan berdampak positif terhadap kinerja emiten-emiten terkait, yang terdaftar pada indeks IDX Sector Consumer Cyclical dan IDX Property & Real Estate.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) IDX Sector Consumer Cyclical masih terpantau menguat 5,04 persen secara year to date (ytd) hingga perdagangan Selasa (8/2/2022) kemarin. Sementara, IDX Property & Real Estate masih terpuruk dengan kinerja -5 persen ytd.

Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibobo mengatakan, keputusan perpanjangan insentif pajak yang ditanggung pemerintah baik PPnBM otomotif maupun PPN properti dinilai akan berimbas positif terhadap kedua indeks tersebut. Meski demikian, Azis menilai dampak kebijakan ini akan lebih terlihat pada indeks IDX Property & Real Estate yang saat ini masih terkoreksi.

“Dengan adanya PPN ini dapat mencatatkan kenaikan marketing sales pada emiten properti,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (9/2/2022).

Sementara itu, tren positif indeks IDX Sector Consumer Cyclical lebih ditopang oleh kenaikan saham MSIN. Saham tersebut memiliki bobot yang besar pada indeks ini, sebesar 12,6 persen, dan secara ytd saham MSIN mencatatkan kenaikan sebesar 99.6 persen.

Azis menilai, dampak perpanjangan insentif PPNBM terhadap indeks IDX Sector Consumer Cyclical akan lebih terlihat pada salah satu konstituennya, yakni AUTO. Namun, bobot AUTO pada indeks tersebut tergolong kecil, sekitar1.3 persen, sehingga tidak akan berpengaruh signifikan pada kinerja indeks secara keseluruhan.

“Tetapi, untuk IDX sektor siklikal ini kenaikan yang sudah tinggi pada saham MSIN perlu diwaspadai karena berpotensi terjadi pembalikan arah. Jika mengalami penurunan dapat mengakibatkan kinerja indeks terhambat,” paparnya.

Sementara, untuk rekomendasi saham, Azis mengatakan investor dapat mencermati BSDE pada indeks IDX Property & Real Estate mengingat valuasi yang lebih murah dibandingkan kompetitornya.

Ia menjelaskan, dari segi price to book value (PBV), BSDE berada di level 0,6 kali, lebih rendah dibandingkan beberapa emiten lain seperti CTRA dengan PBV 1,1 kali, atau SMRA 1,4 kali.

Secara teknikal, saham BSDE tengah berada di fase pembalikan arah menurun. Sehingga, investor dapat wait and see terlebih dahulu dan melakukan buy on weakness pada level support Rp927 - Rp941, dengan target harga resistance di kisaran Rp1.000 - Rp1.070.

Sementara itu, untuk IDX Sector Consumer Cyclical Azis menjagokan saham ERAA karena rasio price to earning (P/E) sebesar 6,9 kali, berada dibawah rata rata 5 tahun sebesar 9 kali.

“Secara teknikal saham ERAA masih sideways dalam jangka pendek. Kami rekomendasikan trading buy untuk ERAA, dengan target resistance Rp620 - Rp670, dengan support Rp520 - Rp540,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper