Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia kembali mencatatkan kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, dengan harganya sempat melonjak mendekati zona US$89 per barel, terpengaruh oleh sentimen masalah geopolitik Ukraina dan Rusia yang memanas.
Mengutip data Bloomberg, Selasa (1/2/2022), minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,11 poin atau 0,12 persen, bergerak di US$88,26 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent menguat 1,18 poin atau 1,31 persen dan menetap di level US$91,21 per barel.
Tim Riset ICDX menyebutkan, berdasarkan analis UBS meskipun ada ketegangan geopolitk saat ini belum ada masalah pasokan di wilayah Eropa Timur tersebut.
Selain terpengaruh oleh isu geopolitik, kekhawatiran terhadap masalah pasokan di Timur Tengah juga turut mempengaruhi kinerja harga minyak dunia. Sementara, berdasarkan pernyataan dari sejumlah analis bahwa permintaan impor China dapat melonjak hingga 7% tahun ini.
“Dengan tingginya prospek permintaan tersebut, harga minyak mentah dengan benchmark Brent mencatatkan kondisi backwardation yang tajam, yakni sebesar US$6,92 per barel terhadap kontrak penyerahan 6 bulan kedepan,” ungkap Tim Riset ICDX, dikutip Selasa (1/2/2022).
Kondisi backwardation terjadi ketika harga kontrak berjangka pada bulan penyerahan terdekat lebih rendah daripada harga kontrak berjangka pada bulan penyerahan yang jauh.
Baca Juga
Dengan pergerakan yang relatif dalam tren naik, ICDX mmprediksikan support penting terdekat yang perlu diperhatikan berada di areal US$86,70 dan resistance terdekatnya berada di areal US$88,80.
Sementara itu, support terjauhnya berada di areal US$85,90 hingga ke zona US$84,00. Adapun, untuk resistance terjauhnya berada di areal US$90,00 hingga ke areal US$92,40.