Bisnis.com, JAKARTA – Prospek kinerja indeks IDX30 diyakini semakin cerah setelah adanya pergantian 2 konstituen yang dilakukan Bursa Efek Indonesia (BEI).
IDX30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.
Dalam evaluasi teranyar, BEI mengeluarkan nama jagoan industri rokok yaitu GGRM dan HMSP dari daftar saham IDX30. Posisi keduanya digantikan oleh raksasa teknologi nasional yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dan juga emiten konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
Daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks pada indeks-indeks tersebut akan efektif berlaku pada tanggal 2 Februari 2022.
SVP Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial mengatakan, prospek kinerja IDX30 ke depannya masih positif setelah masuknya 2 konstituen baru, yakni WSKT dan EMTK menggantikan emiten di sektor rokok yakni GGRM dan HMSP.
Menurut Janson, kinerja IDX30 utamanya akan ditopang oleh sektor perbankan, batu bara, dan nikel. Potensi kenaikan suku bunga akan menjadi katalis positif untuk sektor perbankan yang dapat mengerek naik net interest margin (NIM) serta return on equity (ROE).
Baca Juga
Sementara itu, sentimen inflasi yang dapat menguat akan berdampak positif untuk emiten di sektor batu bara. Hal ini karena inflasi tersebut disebabkan oleh krisis energi, terutama batu bara.
“Harga batu bara pada tahun ini yang masih bullish karena pasokan yang minim juga akan berimbas positif untuk perusahaan,” jelasnya saat dihubungi pada Rabu (26/1/2022).
Selanjutnya, emiten di sektor nikel akan diuntungkan dengan kenaikan permintaan komoditas tersebut untuk pembuatan kendaraan listrik. Di sisi lain, pasokan nikel juga tengah tersendat yang akan meningkatkan harga di pasar.
Secara terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan kinerja IDX30 berpotensi mencatatkan outperform setelah adanya pergantian konstituen. Menurutnya, kebijakan tapering off The Fed dapat mencegah capital outflow dari pasar Indonesia yang akan berdampak positif terhadap IDX30
“Sentimen tersebut dapat berimbas positif karena bobot terbesar pada iDX30 adalah sektor perbankan. Kami memproyeksikan IDX30 bergerak di range 495-552,” ujarnya.
Seiring dengan hal tersebut, Azis merekomendasikan saham saham yang saat ini bervaluasi murah seperti INDF dengan target harga Rp6.950 dan BBRI pada harga Rp4.300.
Menurutnya, secara valuasi, INDF saat ini diperdagangkan pada rasio price to earning (PE) 7,2 kali, dibawah rerata 5 tahun sebesar 12 kali. Sementara itu, BBRI saat ini diperdagangkan dengan price to book value (PBV) 2,2 kali, dibawah rerata 5 tahun sebanyak 2,5 kali.
Adapun, Janson merekomendasikan investor untuk mencermati saham BBRI dengan target harga Rp4.900 dan BBNI di level Rp8.100 untuk perbankan. Sementara untuk sektor nikel dan batu bara saham ADRO (Rp3.000) dan INCO (Rp5.900) dapat dicermati oleh para investor.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.