Bisnis.com, JAKARTA - Melesatnya saham PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) tentunya menjadi berkah bagi investor yang memegang sahamnya. Termasuk di antaranya para pembeli rights issue BBHI, seperti PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dan Grup Salim.
BBHI sudah menyelesaikan proses rights issue atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan menerbitkan 10,04 miliar saham dan harga Rp478 per saham pada 19 Januari 2022.
Sejumlah investor baru seperti Bukalapak dan Grup Salim, melalui PT Indolife Investama Perkasa, pun masuk sebagai pelaksana rights issue.
Bukalapak menyerap 2,49 miliar saham atau 11,49 persen saham yang ditawarkan BBHI dalam rights issue. Porsi saham yang diserap BUKA tersebut merupakan yang terbesar kedua dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp1,19 triliun.
BUKA tentunya masih memiliki kas jumbo untuk menyerap saham BBHI. Per 31 Desember 2021, BUKA masih memiliki dana hasil penawaran umum Rp19,61 triliun, dari perolehan bersih Rp21,32 triliun.
Selain itu, BUKA masih memegang perjanjian kredit Rp2 triliun dengan PT Bank DBS Indonesia, yang dilaksanakan pada 12 November 2021.
Baca Juga
Seiring dengan aksi korporasi Allo Bank dan rencana ekspansi bank digital, saham BBHI melesat tajam. Harga saham BBHI sempat mencapai level penutupan tertinggi Rp8.100.
Pada penutupan perdagangan Jumat (21/1/2022), saham BBHI berada di level Rp6.100, jauh dari harga pelaksanaan rights issue Rp478 per saham. Sepanjang 2022, saham BBHI naik 51,56 persen, dan melesat 1.709,21 persen setahun terakhir.
Dengan demikian, para pelaksana rights issue BBHI sudah memgang potensi cuan hingga 1.176,1 persen! Hitungan itu masih potensi karena memang saham tersebut belum dicairkan atau diuangkan.
Oleh karena itu, dari pelaksanaan rights issue Rp1,19 triliun, kini aset BUKA di BBHI sudah mencapai Rp15,18 triliun. Potensi cuan yang fantastis ini setidaknya bisa mengobati kekecewaan investor saat saham BUKA terpuruk.
Akhir pekan ini, saham BUKA ditutup turun 2,13 persen atau 8 poin menjadi Rp368. Harga itu semakin menjauhi harga pelaksanaan IPO Rp850, saat tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 6 Agustus 2021.
Sementara itu, entitas Anthoni Salim yang juga orang terkaya ke-3 Indonesia yakni PT Indolife Investama Perkasa menyerap 1,30 miliar atau 6 persen.
Dengan dana ini konglomerasi Salim akan menyetor modal Rp623 miliar. Menghitung saham BBHI kini di posisi Rp6.100, nilai investasi Indolife Investama Perkasa di BBHI pun melonjak menjadi Rp7,93 triliun.