Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.294, Gara-Gara NFT?

Rupiah menguat 0,20 persen atau 29 poin ke Rp14.294 per dolar AS hari ini.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup di zona hijau di hadapan dolar AS pada perdagangan Kamis (13/1/2022) terdorong sejumlah faktor, salah satunya booming Non-Fungible Token (NFT).

Mengutip data Bloomberg, Kamis (13/1/2022), rupiah menguat 0,20 persen atau 29 poin ke Rp14.294 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS parkir di zona merah, elemah 0,17 persen ke 94,75.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebutkan, pada Rabu (12/1/2022) seharusnya rupiah ditutup menguat karena fundamental dalam negeri cukup bagus, terutama karena tax amnesty tahap kedua yang sampai 10 Januari sudah dapat Rp1,39 triliun.

Selain itu, data konsumen dan inflasi yang sudah diintervensi Bank Indonesia mengindikasikan fundamenta ekonomi Indonesia yang cukup bagus sehingga rupiah sempat menguat.

“Tetapi adanya informasi terkait Omicron yang terus menyebar, bahkan pemerintah di sini juga mengatakan akan terjadi lonjakan kasus Omicron pada Februari akan mencapai titik tertinggi sampai 60.000 dicerna negatif oleh pasar,” jelasnya dalam riset, Kamis (13/1/2022).

Dari sisi eksternal, Bank Sentral AS mengatakan inflasi hanya sementara. Ini menjadi indikasi bahwa Bank Sentral AS tidak akan membahas kenaikan suku bunga, dan hanya menjadi bahan perbincangan di negara bagian, yang memberikan testimony.

“Kita juga harus tahu bahwa presiden bank sentral negara bagian tidak punya hak suara tapi punya hak bicara. Ini dimanfaatkan spekulator dengan menyebutkan bahwa tapering segera dilakukan. Tapi pemerintah AS sendiri masih berhati-hati karena Omicron cukup tinggi dan banyak yang tidak mau divaksin,” paparnya.

Ada yang lebih menarik lagi dari dalam negeri. Ibrahim mengatakan Menteri Keuangan merekomendasikan NFT harus dikenakan pajak, padahal sedang booming.

“Artinya pemerintah begitu kritis terhadap kondisi saat ini dan bisa menjadi pemasukan negara yang cukup tinggi. Bisa saja target tahun ini melampaui target yang sudah ditentukan. Ini wajar rupiah lebih baik dari mata uang lain,” kata Ibrahim.

Rekomendasi hari ini, indeks dolar melemah kemungkinan akan berdampak sampai malam. Besok akan buka dengan posisi beli.

“Indeks dolar AS kemungkinan akan ke posisi 93. Posisi saat ini yang paling pas adalah beli,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper