Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Naik Tipis-Tipis, Dekati Level US$1.800 per Ounce

Sayangnya, kenaikan emas dibatasi oleh dolar yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi yang meningkat saat investor fokus pada data inflasi utama yang akan dirilis pekan ini.
Emas batangan/Bloomberg
Emas batangan/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange terdongkrak US$1,4 atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada US$1.798,80 per ounce, pada penutupan perdagangan Selasa (11/1/2021) di Asia.

Namun, kenaikan emas dibatasi oleh dolar yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi yang meningkat saat investor fokus pada data inflasi utama yang akan dirilis pekan ini.

Emas berjangka masih berada di bawah level US$1.800 setelah pekan lalu mencatat penurunan mingguan sekitar 1,7 persen, terbesar sejak pekan yang berakhir 26 November.

"Kami mendapat inflasi yang menguntungkan emas, tetapi imbal hasil mendorong harga lebih rendah yang mengarah ke tarik ulur antara dua faktor ini," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

Para analis pasar berpendapat bahwa pasar emas terlihat memiliki resistensi teknis dan fundamental pada US$1.800 untuk memulai minggu perdagangan baru.

Sentimen pada emas adalah beli dan tahan, dengan harga menetap di kisaran sekitar US$1.800, Haberkorn menambahkan.

Adapun, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun melonjak ke level tertinggi dalam dua tahun, setelah dolar menguat di tengah taruhan inflasi AS akan mendukung kenaikan suku bunga yang lebih cepat oleh Federal Reserve AS.

Saat ini, investor tengah menanti data inflasi yang akan dirilis pada Rabu (12/1/2022). Indeks Harga Konsumen (IHK) inti AS diperkirakan telah meningkat ke level tertinggi dalam beberapa dekade di 5,4 persen pada Desember, menguat dari 4,9 persen pada bulan sebelumnya.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi kenaikan suku bunga AS meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sementara dolar yang lebih kuat membuat logam mulia menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Pasar saham juga jatuh pada Senin (10/1/2022) karena taruhan bahwa Federal Reserve AS dapat menaikkan suku bunga segera setelah Maret membuat investor mengurangi aset-aset berisiko.

Selain emas, perak untuk pengiriman Maret mencatat kenaikan 5,3 sen atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada US$22,462 per ounce. Sementara itu, platinum untuk pengiriman April turun US$22,9 atau 2,39 persen, menjadi ditutup pada US$933,6 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper