Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perkasa Lawan Dolar AS, Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp14.327

Mayoritas mata uang Asia perkasa melawan dolar AS pada perdagangan awal pekan ini.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (10/1/2022). Rupiah menguat 0,16 persen terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, per pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 14.327 naik 25 poin atau 0,16 persen dari level penutupan sebelumnya yakni 14.350.

Di sisi lain, indeks spot dolar AS justru menguat di level 95,08. Pada awal perdagangan indeks tersebut naik 0,08 poin atau 0,09 persen.

Mayoritas mata uang di Asia juga menguat pagi ini. Dolar Singapura menguat 0,02 persen, won Korea Selatan naik 0,04 persen, yuan China melejit 0,06 persen, sementara ringgit Malaysia naik 0,12 persen. 

Direktur MMC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan rupiah hari ini akan bergerak pada rentang Rp14.280 sampai dengan Rp14.410.

Sebelumnya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah ditutup menguat 40 poin pada perdagangan akhir pekan lalu. Rupiah dapat bertahan di level Rp14.350 dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp14.391.

“Untuk perdagangan Senin, mata uang garuda kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis pada rentang Rp14.330 hingga Rp14.380,” katanya dalam keterangan resmi Jumat (7/1/2022).

Ibrahim mengatakan, investor saat ini mengantisipasi peluang lebih besar dari kenaikan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Maret mendatang.

Selain itu, pasar tengah menunggu laporan pekerjaan AS, termasuk penggajian non-pertanian. Data klaim pengangguran awal Kamis menunjukkan bahwa jumlahnya naik menjadi 207.000 dibandingkan minggu sebelumnya.

Sementara dari dalam negeri rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) juga mengalami kenaikan. Pada November 2021, rasio utang terhadap PDB adalah 39,84 persen dibandingkan sebulan sebelumnya yakni 39,69 persen.

Oleh karena itu, Pelaku pasar optimis bahwa pemerintah masih sanggup membayar utang plus bunganya. Sebagai tolak ukurnya adalah pertumbuhan ekonomi yang terus menggeliat akibat stabilitas politik yang stabil sehingga Pemerintah bisa membayar sebagian utang dan bunganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper