Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah meningkatnya ketegangan di negara produsen minyak Kazakhstan dan pemadaman pasokan di Libya, harga minyak menunjukkan kenaikan sekitar 2 persen pada akhir perdagangan Jumat pagi (7/1/2022) di Asia.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari bertambah US$1,61 atau hampir 2,1 persen, menjadi menetap di US$79,46 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret, naik US$1,19 atau 1,5 persen dan ditutup di level US$81,99 per barel di London ICE Futures Exchange.
Pergerakan harga minyak terjadi setelah survei Bloomberg menunjukkan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menambahkan hanya 90.000 barel per hari pada Desember, karena peningkatan produksi oleh Arab Saudi diimbangi oleh pengurangan produksi di Libya dan Nigeria.
OPEC dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, sedang melepas rekor pengurangan produksi yang diberlakukan pada tahun 2020, karena permintaan dan harga pulih dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi.
OPEC mengatakan pada Selasa (4/1/2022) setelah pertemuan melalui konferensi video bahwa mereka akan tetap pada rencana untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari pada Februari. Investor juga semakin khawatir atas kerusuhan di Kazakhstan, negara non-OPEC yang berpartisipasi.
Baca Juga
"Situasi politik di Kazakhstan menjadi semakin tegang. Dan ini adalah negara yang saat ini memproduksi 1,6 juta barel minyak per hari," kata Barbara Lambrecht, analis energi di Commerzbank Research, Kamis (6/1/2022) dalam sebuah catatan.
Rusia mengirim pasukan terjun payung ke Kazakhstan untuk membantu memadamkan pemberontakan di seluruh negeri setelah kekerasan mematikan menyebar di bekas negara Soviet yang dikontrol ketat itu. Tidak ada indikasi bahwa produksi minyak di Kazakhstan telah terpengaruh sejauh ini.
Sementara itu, di Libya produksi minyak berada pada 729.000 barel per hari, National Oil Corp mengatakan, turun dari tertinggi lebih dari 1,3 juta barel per hari tahun lalu, karena pemeliharaan dan penutupan ladang minyak.