Bisnis.com, JAKARTA – Artha Sekuritas Indonesia memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada perdagangan akhir pekan pertama Januari 2022, Jumat (7/1/2022).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG menutup perdagangan di zona merah dengan terkoreksi 0,13 persen atau 8,95 poin sehingga parkir di level 6.653,35 pada akhir perdagangan Kamis (6/1/2022).
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan menyampaikan IHSG pada perdagangan hari ini ditutup melemah melanjutkan koreksi hari sebelumnya.
Dia menyampaikan dari dalam negeri pergerakan indeks ditekan oleh sektor energi di mana pemerintah akan memberlakukan pelarangan ekspor batu bara. Selain itu, masih terdapat kekhawatiran dari The Fed yang akan lebih agresif menaikkan suku bunga.
Adapun pada perdagangan esok hari, Dennies memprediksi IHSG melemah. Dia menjelaskan secara teknikal candlestick lower high dan higher low disertai stochastic yang melebar setelah membentuk deadcross mengindikasikan trend pelemahan.
“Pergerakan masih dibayangi kekhawatiran akan The Fed yang akan agresif menaikkan suku bunga. Dari dalam negeri Investor akan mencermati rilis data cadangan devisa,” tulis Dennies dalam riset hariannya, dikutip Kamis (6/1/2022).
Baca Juga
Untuk perdagangan Jumat (7/1/2022), Artha Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak dengan support 6.604 dan 6.555 serta resistensi 6.690 dan 6.727.
Berikut sejumlah saham yang dapat dicermati untuk esok hari:
JPFA, PT Japfa Comfeed Tbk.
- Target Price: 1.820 – 1.860
- Entry Level: 1.720 – 1.760
- Stop Loss: 1.690
- Formasi candlestick membentuk bullish harami mengindikasikan potensi penguatan dalam jangka pendek.
WIKA, PT Wijaya Karya Tbk.
- Target Price: 1.190 – 1.220
- Entry Level: 1.115 – 1.140
- Stop Loss: 1.100
- Bergerak di rentang support trend konsolidasi jangka pendek dan membentuk hanging man mengindikasikan potensi rebound dalam jangka pendek.
TOWR, PT Sarana Menara Nusantara Tbk.
- Target Price: 1.190 – 1.215
- Entry Level: 1.125 – 1.150
- Stop Loss: 1.110
- Mengalami koreksi dan masih bergerak di sekitar level support trend konsolidasi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.