Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan saham-saham blue chip anggota Indeks LQ45 yang kurang bertaji sepanjang 2021 membuat sejumlah emiten memiliki banderol harga terdiskon memasuki perdagangan 2022.
Saham-saham blue chip mengalami tekanan sejak awal 2021. Tidak heran jika beberapa emiten justru menjadi laggard atau pemberat pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) tahun lalu.
Indeks LQ45 harus membukukan rapor merah karena terkoreksi 0,37 persen secara year to date (ytd) 2021. Pencapaian itu berbanding terbalik dengan IHSG yang justru menguat 10,08 persen sepanjang periode yang sama.