Bisnis.com, JAKARTA — Pendapatan bersih emiten kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA naik sebesar dua digit pada periode sembilan bulan pertama 2021.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, pendapatan bersih emiten dengan kode saham WIKA tercatat senilai Rp11,64 triliun atau naik 12,18 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp10,38 triliun.
Penurunan sejumlah beban pun membantu mengangkat laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 109,08 persen menjadi Rp104,94 miliar dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp50,19 miliar.
Adapun, beban penjualan WIKA berkurang menjadi Rp5,82 miliar dari sebelumnya Rp7,49 miliar. Begitu pula beban umum dan administrasi turun menjadi Rp570,28 miliar dari sebelumnya Rp604,41 miliar. Bagian rugi entitas asosiasi juga menipis pada periode Januari–September 2021 menjadi Rp20,52 miliar dari sebelumnya Rp276,73 miliar.
Dilihat dari kontribusinya, pendapatan dari industri beton mengalami kenaikan paling tinggi sebesar 50 persen menjadi Rp2,85 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp1,90 triliun.
Adapun pendapatan dari infrastruktur dan gedung masih mendominasi top line WIKA sebesar Rp6,91 triliun atau naik 5,67 persen dari sebelumnya Rp6,54 triliun. Pendapatan dari energi dan industrial plant juga mengalami kenaikan 0,39 persen menjadi Rp1,61 triliun dari sebelumnya Rp1,60 triliun.
Sementara pendapatan realty dan properti terpantau masih turun 19,69 persen menjadi Rp261,70 miliar dari sebelumnya Rp3255,89 miliar.
Total asset WIKA tercatat senilai Rp69,50 triliun pada akhir kuartal III/2021 atau tumbuh 2,05 persen dari posisi pada awal tahun senilai Rp68,10 triliun. Liabilitas tumbuh 0,15 persen menjadi Rp51,52 triliun sedangkan ekuitas tumbuh 7,93 persen menjadi Rp17,98 triliun.