Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat melemah tipis terhatap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (29/12/2021) karena investor mengabaikan lonjakan kasus Omicron.
Dilansir Antara, Indeks dolar AS yang melacak greenback terhadap enam mata uang global lainnya, turun 0,206 persen pada 95,932.
Dengan banyaknya pedagang yang mengambil cuti menjelang akhir tahun, para analis memperingatkan agar tidak terlalu banyak membaca pergerakan tersebut.
"Pada saat-saat seperti ini kami berdagang secara sangat teknis karena investor jangka pendek mencoba mencari keuntungan final akhir tahun," ungkap kepala valas global di Jefferies, Brad Bechtel, Kamis (30/12/2021).
Aliran valas, kata dia, telah berada di sisi yang lebih ringan dari biasanya di akhir bulan, menguatkan pandangan bahwa sebagian besar aliran itu terjadi minggu lalu atau bahkan lebih cepat.
Sentimen investor telah didukung dalam beberapa hari terakhir oleh tanda-tanda varian Omicron, sementara menyebabkan lonjakan kasus ke rekor tertinggi di banyak negara, tidak mengarah ke penguncian baru yang meluas.
Otoritas kesehatan AS pada hari Senin (27/12) mempersingkat waktu isolasi yang direkomendasikan untuk warga Amerika dengan kasus COVID-19 tanpa gejala menjadi lima hari dari panduan sebelumnya 10 hari.
Mata uang yang sensitif terhadap risiko seperti dolar Australia, Selandia Baru dan Kanada, lebih tinggi, sementara saham beragam.
"Varian Omicron terus mengamuk dan gagal terdaftar di pasar ini, bahkan ketika kasus global mencapai satu juta untuk hari kedua berturut-turut," kata analis Saxo Bank.
Di pasar mata uang kripto, bitcoin terakhir turun 0,67 persen pada 47.223 dolar AS, sementara ether, uang kripto terbesar kedua di dunia, turun 1,57 persen pada 3.733 dolar AS.