Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menunjuk Willix Halim sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Bukalapak selama masa transisi selepas pengunduran diri Rachmat Kaimuddin.
Jabatan itu akan dia pegang sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bukalapak yang meratifikasi dan mengkonfirmasi pengunduran diri Rachmat Kaimuddin selaku direktur utama perseroan dan ditunjuknya direktur utama yang baru.
Berdasarkan keterangan resmi, Rabu (29/12/2021), Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer Bukalapak pada 2016. Sebelum bergabung di Bukalapak, Willix adalah Senior Vice President Growth untuk Freelancer.com, salah satu startup terbesar di Australia.
Willix mendapatkan gelar sarjana Computer Science dan Mechatronics dengan First Class Honors pada tahun 2009 dari University of Melbourne.
Selama menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama, Willix akan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan secara menyeluruh serta memastikan Bukalapak terus mewujudkan misinya menciptakan A Fair Economy For All.
Baca Juga
Adapun Teddy Oetomo dan Natalia Firmansyah akan tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.
Meski telah secara resmi mundur dari Bukalapak, Rachmat Kaimuddin terpantau masih punya 104 juta saham disana.
Berdasarkan data Bloomberg, pria berusia 42 tahun itu memiliki total saham Bukalapak sebanyak 104.291.245 juta. Jumlah itu setara dengan 0,10 persen dari total saham sebesar 103,06 miliar.
Bila dikalkulasikan dengan asumsi harga saham Rp452 per saham sesuai dengan harga penutupan Rabu (29/12/2021). Maka, nilai kepemilikan saham Rachmat Kaimuddin atas Bukalapak mencapai Rp47,13 miliar. Sebagai informasi, pria berjuluk Bang RK itu merupakan satu dari banyak pemegang saham yang locked up atau terkunci.
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy mengatakan mundurnya pria berjuluk Bank RK dari perusahaan teknologi itu akan memberikan sentimen negatif. Sebab, pengunduran diri terjadi secara mendadak.
“Pada umumnya jika ada pengunduran diri mendadak dari Direktur Utama biasanya akan menjadi sentimen negatif [bagi saham emiten],” katanya kepada Bisnis pada Rabu (29/12/2021).
Jimmy menambahkan pengunduran diri terjadi setelah belum lama ini BUKA menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa. Adapun rapat dihelat terkait rencana perubahan penggunaan dana penawaran umum.