Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tembaga Melambung Bikin Jembo Cable (JECC) Merugi

Jembo Cable akan terus terlibat dalam proyek-proyek kelistirikan PT Pembangkit Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Pekerja menarik gulungan kabel listrik PLN untuk kereta ringan/Light Rail Transit (LRT) di kawasan Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (13/4)./Antara-Nova Wahyudi
Pekerja menarik gulungan kabel listrik PLN untuk kereta ringan/Light Rail Transit (LRT) di kawasan Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (13/4)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen kabel PT Jembo Cable Company Tbk. (JECC) menyampaikan peningkatan harga tembaga membuat perusahaan mengalami kerugian pada kuartal III/2021.

Sebagaimana diketahui, hingga kuartal III/2021, JECC mencatatkan penjualan senilai Rp1,26 triliun dengan rugi tahun berjalan Rp50,24 triliun.

Direktur JECC Antonius Benady mengatakan, kerugian perseroan pada kuartal III/2021 disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku utama, yaitu tembaga.

"Faktor kedua, kami belum melakukan beberapa hal yang mestinya bisa kami lakukan, efisiensi belum kami lakukan. Selain bahan baku utama, beberapa biaya mengalami kenaikan," ujar Antonius, dikutip Minggu (19/12/2021).

Direktur JECC Cahayadi Santoso memastikan, dalam kuartal terakhir, kinerja Jembo sudah lebih baik dibandingkan hingga September 2021.

"Saya harap ini akan terus sampai 2022. Ini untuk kita menjaga Jembo tidak mencatatkan kerugian," kata dia.

Ke depan, kata dia, Jembo akan terus terlibat dalam proyek-proyek kelistirikan PT Pembangkit Listrik Negara (Persero) atau PLN. Dia menuturkan pihaknya terus terlibat dalam proyek pembangkit listrik PLN, pemasangan kabel di jaringan distribusi PLN.

"PLN juga membangun banyak gardu induk di Indonesia, kita tetap menyuplai kabel sampai sekarang. Hanya, anggaran PLN di 4 tahun ke depan, tidak setinggi di 2019 karena pandemi dan PLN sangat terbatas anggarannya di masa depan," tuturnya.

Adapun hingga kuartal III/2021, penjualan perseroan ke PLN tercatat turun 46,82 persen menjadi Rp86,8 miliar, dari Rp163,23 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper