Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kabel PT Jembo Cable Company Tbk. (JECC) telah lama mempertimbangkan opsi pemecahan harga saham atau (stock split) sebagai upaya memperkecil nilai harga saham sehingga perdagangannya di pasar saham menjadi lebih likuid.
Namun, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Jembo Cable Company Antonius Benady mengatakan rencana ini terkendala pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun ini.
“Sekarang kan saham Jembo per lembarnya Rp1.000, ada rencana membuat satu lembarnya itu menjadi Rp50. Tapi rencana itu terkendala masalah Covid-19 jadi tertunda,” katanya dalam paparan publik virtual perseroan, Kamis (16/7/2020).
Berdasarkan catatan Bisnis, Jembo pernah mencetuskan niat untuk melakukan hal yang sama pada akhir tahun 2018 silam. Pada saat itu, Direktur Jembo Cable Company Cahayadi Santoso mempertimbangkan kinerja positif hingga akhir tahun.
Dengan beberapa pertimbangan termasuk diantaranya tahun politik pada tahun 2019, perseroan akhirnya mengurungkan niat tersebut.
Antonius menilai, semua pabrikan kabel memiliki masalah penurunan penjualan selama pandemi, terutama dikarenakan proyek pembangunan yang memerlukan kabel, nyatanya harus tertunda selama periode semester satu.
Berdasarkan pada data perusahaan publik nasional, pangsa pasar Jembo mencapai 11 hingga 12 persen. Perseroan menyatakan, kekuatan dari produk kabel Jembo adalah keberagaman jenis kabel diantaranya beberapa jenis kabel tegangan rendah,menengah dan fiber optic.
Untuk diketahui, perseroan mencatatkan penurunan penjualan sebesar 40,79 persen secara tahunan menjadi Rp463,85 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Sementara itu, dengan beban pokok penjualan yang menyerap hingga 88 persen dari total pendapatan pada periode tersebut perseroan hanya mampu membukukan laba Rp7,37 miliar, turun 56,25 persen dari perolehan tahun lalu.