Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN siap membentuk Merah Putih Fund dalam waktu dekat. Perusahaan pendanaan bagi startup ini bakal fokus meningkatkan modal calon unicorn serta soon to be unicorn (soonicorn)
Rencananya, pada paruh pertama tahun 2022 mendatang, Merah Putih Fund mampu mengucurkan dana sebesar US$300 juta atau berkisar Rp 4,29 triliun (kurs Rp 14.300) kepada para soonicorn dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan Kementerian BUMN sebagai pengelola sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia perlu mendorong pembentukan superhero baru atau pemain baru dalam menghadapi tantangan yang terus meningkat termasuk digitalisasi.
"Ekosistem ini dibentuk hari ini, Kementerian BUMN, Pendidikan, Kominfo, dan swasta. Salah satunya kalau di BUMN, kami membentuk MNerah Putih fund, ini kami fokus kepada soonicorn calon unicorn, kami juga berharap semua swasta masuk ke dalam sistem pendanaan ini," urainya, dikutip Kamis (16/12/2021).
Terdapat tiga kriteria yang harus dimiliki oleh soonicorn agar bisa mendapatkan pendanaan dari Merah Putih Fund, yakni adalah pendirinya orang Indonesia, berdiri di Indonesia alias bayar pajak dan beralamat di dalam negeri, serta punya rencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Selain itu, ada delapan sektor inovasi yang dibidik oleh Merah Putih Fund, yaitu edukasi, kesehatan, agrikultur, logistik, kelautan, ecommerce, fintech, dan socialpreneur.
Baca Juga
Erick Thohir juga sudah mengajak sovereign wealth fund (SWF) Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) untuk turut serta dalam pendanaan startup atau bisnis rintisan.
Namun, INA diminta fokus pada startup yang lebih besar, bertitel unicorn menuju decacorn. Dengan begitu, ekosistem pengembangan bisnis rintisan ini dapat terbentuk dan menjadi kekuatan tersendiri.
"Teknologi tidak bisa terelakan, dunia baru akan dihadapi, tantangan baru harus dihadapi, karena itu kita perlu superhero baru, mendorong Indonesia menjaga ekosistem Indonesia," katanya.
Pendirian Merah Putih Fund dilatarbelakangi maraknya investasi asing di sejumlah perusahaan rintisan Indonesia. Erick Thohir merasa kecewa lantaran sejumlah startup dalam negeri dicaplok asing. Meski tak anti-asing, semestinya investasi di perusahaan rintisan lokal harus didominasi investor dalam negeri.