Bisnis.com, JAKARTA - Investor kawakan Lo Kheng Hong atau yang dikenal sebagai Warren Buffett versi Indonesia condong menjagokan saham-saham perbankan konvensional, batu bara, dan CPO untuk 2022.
Pak Lo, sapaan akrabnya, mengatakan tidak berminat mengoleksi saham-saham perbankan digital. Dia menilai, saham bank konvensional saat ini banyak yang menarik dengan nilai buku atau PBV (price to book value) di bawah 1 kali dan PER (price earning ratio) di bawah 10 kali.
Kondisi saham bank konvensional, kata Pak Lo, tidak seperti bank-bank digital dengan valuasi sangat mahal, aset kecil, dan mungkin beberapa belum membukukan keuntungan.
“Saya sama sekali tidak tertarik di bank digital dan teknologi karena asetnya kecil dan valuasinya mahal sekali,” kata Pak Lo dalam Bisnis Indonesia Business Challenges 2022, Rabu (16/12/2021).
Dia mengatakan sangat menyukai bank dengan aset besar seperti Bank Danamon, Bank CIMB, dan Bank BNI yang saat ini sahamnya bervaluasi murah.
Walaupun Pak Lo tidak berminat mengoleksi saham bank digital, dia mengatakan suatu hari nanti juga bank konvensional akan menjadi bank digital juga. Lagipula, bisnis bank dinilainya merupakan bidang usaha yagn baik yang setiap tahun akan bertumbuh.
Baca Juga
Selain saham sektor bank konvensional, Pak Lo juga menjagokan saham komoditas seperti batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Dia melihat saham batu bara saat ini banyak yang punya PE rendah di bawah 10 kali. Sedangkan saham CPO dinilai belum naik sebanyak kenaikan harga komoditasnya.
Pak Lo optimistis 2022 bakal lebih baik dibandingkan 2021, walaupun dia mengingatkan sebenarnya tahun yang paling baik adalah pada 2020. Dia mengingatkan bahwa investasi yang baik adalah invest in bad time and sell in good time.
“Karena kalau kita invest in bad time, ketika tahun lalu IHSG di 3.900 tentu keuntungan kita saat ini sudah berlipat-lipat. Tapi tentu saja, kita semua mengharapkan tahun 2022 menjadi tahun yang lebih baik,” ujar Pak Lo.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.