Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah dibuka melesu meskipun dolar AS melemah. Mata uang Asia lainnya cenderung bervariasi pagi ini.
Pada perdagangan Rabu (15/11/2021) pukul 09.05 WIB, rupiah turun 8 poin atau 0,06 persen menjadi Rp14.332,5 per dolar AS. Indeks dolar AS koreksi 0,09 persen menuju 96,484.
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (14/12/2021), rupiah ditutup naik tipis 0,05 persen menjadi Rp14.324 per dolar AS.
Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan penguatan rupiah ditopang oleh respons positif pasar terhadap pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto bahwa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) selama 2021 telah on-track dan akan dilanjutkan pada 2022.
“Kebijakan belanja countercyclical pemerintah, khususnya melalui program PEN telah melindungi masyarakat yang rentan serta menstimulasi sektor usaha untuk kembali tumbuh positif,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Selasa (14/12/2021).
Adapun, salah satu hasil dari PEN tersebut adalah hasil produksi (output) Indonesia telah kembali ke level sebelum pandemi dengan realisasi PEN per 10 Desember 2021 mencapai 69,8 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, pada 2022 telah dialokasikan anggaran Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk penanganan pandemi bidang kesehatan dan perlindungan kepada masyarakat sebesar Rp414 triliun.
Selain itu, Ibrahim menunjukkan APBN 2022 juga akan fokus pada penanganan pandemi, sehingga APBN menjadi instrumen untuk menjaga pemulihan ekonomi Indonesia sekaligus mendukung keberlanjutan program penanganan Covid-19.
Dari sisi eksternal, dolar AS diperkirakan lanjut menguat, didorong oleh ekspektasi pasar terkait dengan hasil pertemuan Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang diperkirakan hawkish pekan ini.
Ibrahim memperkirakan hari ini rupiah masih berpotensi menguat tipis dalam rentang Rp14.300 - Rp14.390.