Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyiapkan anggaran belanja modal sekitar US$13,3 juta pada 2022 mendatang.
Direktur Bumi Resources Sri Dharmayanti mengatakan bahwa total belanja modal tersebut dibagi dua untuk Kaltim Prima Coal (KPC) US$9,8 juta atau sekitar US$140 miliar, sedangkan untuk Arutmin senilai US$3,5 juta atau Rp50 miliar.
BUMI optimistis tahun depan masih bisa mencetak kinerja yang optimal melihat pada 2022 diprediksi harga batu bara global masih akan bergerak di kisaran US$140 – US$160.
“Permintaan dari China dan India masih sangat bagus dan Covid-19 yang sudah recover, harga LNG masih di atas US$30 ini juga mendorong pembangkit listrik kembali ke batu bara,” ujarnya.
Untuk tahun depan, BUMI menargetkan produksi batu bara melalui Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin direncanakan sekitar masing-masing 61 juta ton dan 29 Juta ton.
“Jadi total 90 juta ton. Karena harga masih bertahan di atas US$100, perseroan akan menghasilkan keuntungan yang baik,” ungkapnya.
Baca Juga
Perseroan melalui unit usaha KPC dan Arutmin juga akan menggunakan kesempatan harga batu bara yang masih tinggi untuk menambah reserve yang menaikkan stripping ratio.
Berdasarkan laporan keuangan sampai dengan kuartal III/2021, BUMI mencatatkan peningkatan pendapatan 35 persen dari US$2,77 miliar pada 2020 menjadi US$3,75 miliar.
Selanjutnya, beban pendapatan naik 14 persen dari US$2,46 miliar menjadi US$2,80 miliar. Laba kotor naik 3 kali lipat dari US$305,9 juta pada tiga kuartal 2020 menjadi US$946,7 juta pada tahun ini.
Kemudian, laba usaha naik 4 kali lipat dari US$156,9 juta sampai kuartal III/2020 ke US$756,8 juta periode yang sama tahun ini. Pada margin usaha juga meningkat taham dari 5,7 persen berbandng dengan 20 persen pada 2021.
Laba sebelum pajak juga berbalik positif dari 2020 rugi US$38,4 juta menjadi untuk US$598,8 juta. Selanjutnya, total laba bersih juga berbalik positif dari rugi US$9,1 juta sampai kuartal III/2021 menjadi laba US$243,3 juta pada periode yang sama 2021.