Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Harga Batu Bara, Bumi Resources (BUMI) Cetak Laba US$243,3 Juta di Kuartal III/2021

Bumi Resources (BUMI) mampu berbalik laba setelah pada periode sebelumnya mencatat kerugian. Hal ini didorong oleh lonjakan harga batu bara.
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com
Operasional tambang batu bara kelompok usaha Bumi Resources./bumiresources.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mencetak kinerja keuangan yang positif sampai dengan akhir kuartal III/2021 setelah pada tahun sebelumnya mencatat kerugian. Hal ini terbantu oleh kenaikan harga batu bara yang signifikan sepanjang 2021.

VP Finance Bumi Resources Nugroho Damardono menjelaskan, kinerja BUMI dari anak usahanya Kaltim Proma Coal (KPC) memang mengalami penurunan dari sisi Overburden, jumlah batu bara yang ditambang, dijual, dan diproduksi.

“Memang ada penurunan tapi tidak signifikan. Untuk totalnya juga. Begitu juga di Arutmin, jika dibandingkan dari 2020 ke 2021 ada penurunan,” jelasnya pada paparan publik, Selasa (14/12/2021).

Secara persentase, dari batu bara yang di-overburden turun 10 persen, batu bara yang ditambang dari KPC dan Arutmin turun 3 persen, kemudian dari batu bara yang dijual juga turun 2 persen, serta stripping ratio turun 7 persen.

“Penjualan batu bara menurun karena produksi kita tahun ini turun dari 2020, dan ini produksi OB dan lainnya karena peningkatan curah hujan di area tambang. Di sisi lain production cost juga meningkat tapi dibantu harga batu bara kita naik 39 persen setelah harga batu bara global melonjak,” paparnya.

Dengan catatan tersebut, berdasarkan laporan keuangan sampai dengan kuartal III/2021, BUMI mencatatkan pendapatannya meningkat 35 persen dari US$2,77 miliar pada 2020 menjadi US$3,75 miliar.

“Karena kenaikan harga batu bara, dampaknya ke gross profit naik signifikan, ada positive swing juga dalam operating income dan profit kita. Juga net income ke perusahaan induk,” tambahnya.

Selanjutnya, beban pendapatan naik 14 persen dari US$2,46 miliar menjadi US$2,80 miliar. Laba kotor naik 3 kali lipat dari US$305,9 juta pada tiga kuartal 2020 menjadi US$946,7 juta pada tahun ini.

Kemudian, laba usaha naik 4 kali lipat dari US$156,9 juta sampai kuartal III/2020 ke US$756,8 juta periode yang sama tahun ini. Pada margin usaha juga meningkat taham dari 5,7 persen berbandng dengan 20 persen pada 2021.

Laba sebelum pajak juga berbalik positif dari 2020 rugi US$38,4 juta menjadi untuk US$598,8 juta. Selanjutnya, total laba bersih juga berbalik positif dari rugi US$9,1 juta sampai kuartal III/2021 menjadi laba US$243,3 juta pada periode yang sama 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper