Bisnis.com, JAKARTA – Analis memprediksi indeks Jakarta Islamic Indeks (JII) berpeluang untuk menguat pada penghujung 2021 dibandingkan level saat ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun ini hingga akhir perdagangan Jumat (10/12/2021), indeks JII terpantau terkoreksi hingga 9,19 persen. Sementara dalam sepekan terakhir indeks JII telah tumbuh hingga 2,12 persen dan parkir di level 572,49.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menyampaikan secara prospek, indeks JII di sisa Desember ini berpeluang untuk menguat dari level saat ini.
Penguatan tersebut, ungkapnya, karena saham-saham yang mencatatkan penurunan signifikan saat ini telah memiliki tanda-tanda akan kembali menguat di akhir tahun ini.
“Karena saham-saham yang mencatatkan penurunan signifikan seperti saham konstruksi salah satunya sudah ada tanda-tanda akan kembali menguat seiring adanya aksi window dressing di akhir tahun ini,” ungkap Sukarno kepada Bisnis, Kamis (9/12/2021).
Kendati berpotensi menguat, Sukarno menyebutkan bahwa varian baru Covid-19 Omicron yang membuat kasus Covid-19 di dalam negeri meningkat dan menyebabkan pengetatan mobilitas masyarakat atau dinaikkannya level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akan menjadi sentimen negatif bagi indeks.
Baca Juga
Sukarno mengungkapkan, dari 30 saham yang ada dalam indeks JII terdapat beberapa saham yang menarik untuk dikoleksi investor dalam jangka pendek hingga menengah karena masih mencatatkan penurunan. Saham tersebut ujarnya diantaranya WIKA, PTPP, SMGR, dan INTP.
Namun dia mengingatkan bahwa investor perlu menunggu momentum teknikal jika ingin berinvestasi pada saham-saham tersebut.
“Pelemahan indeks JII sepanjang tahun berjalan ini karena dari total 30 saham yang berada di indeks ini yang masih mencatatkan penurunan 20 saham, sedangkan yang menguat hanya 10,” terangnya.
Berdasarkan data yang ada, Sukarno memaparkan 10 saham yang mencatatkan return positif sepanjang tahun adalah ITMG, EMTK, ERAA, ADRO, TLKM, ANTM, EXCL, JPFA, KLBF, dan TINS.
Di mana saham-saham berperforma positif pada indeks JII diatas didominasi oleh saham-saham sektor pertambangan.
Sementara sisanya berperforma negatif. Sukarno mengatakan pelemahan didominasi sektor properti, real estate & building construction seperti WIKA, PTPP, lalu basic industry & chemical yaitu SMGR, INKP, TKIM, BRPT, TPIA, INTP, CPIN. Kemudian sektor finansial yaitu BRIS dan consumer goods yaitu UNVR, ICBP, dan INDF.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.