Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten jasa pertambangan batu bara, PT RMK Energy Tbk. akan menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Selasa (7/12/2021).
RMK Energy dengan kode saham RMKE akan menjadi perusahaan tercatat ke-48 sepanjang 2021.
RMKE menetapkan harga penawaran atau IPO sebesar Rp206 per lembar saham. Harga tersebut ditetapkan berdasarkan hasil penawaran awal (bookbuilding) dengan jumlah permintaan berada dalam kisaran Rp160 - Rp230 per lembar saham.
RMKE dalam penawaran umum perdana saham akan melepas sebanyak-banyaknya 875 juta saham atau setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Dengan demikian, RMK Energy mengincar jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah Rp180,25 miliar.
Setelah IPO, susunan pemegang saham RMK Energy menjadi PT RMK Investama 76,8 persen, Tony Saputra 1,6 persen, Suriani 0,96 persen, Vincent Saputra 0,32 persen, William Saputra 0,32 persen, dan masyarakat 20 persen.
Baca Juga
Seluruh dana hasil penawaran umum setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk tiga hal.
Pertama, sejumlah Rp67,87 miliar digunakan untuk melunasi sebagian pembayaran upgrade conveyor line 2 dari single line menjadi double line. Termasuk pembelian dan perakitan stacker conveyor kepada PT Rantaimulia Kencana dalam rangka mendukung kegiatan utama perseroan.
Kedua, sejumlah Rp50 miliar akan digunakan untuk pelunasan pokok utang kepada PT Bintang Timur Kapital. Ketiga, sisanya untuk modal kerja seperti bahan bakar, pelumas, suku cadang, dan pemeliharaan.
Mengutip keterangan di situs resminya, PT RMK Energy (RMKE) di dirikan pada Juni 2009. Didukung dengan lebih dari 15 tahun pengalaman, manajemen perusahaan telah membangun reputasi yang kuat sebagai penyedia jasa logistik batubara yang handal bagi semua ukuran perusahaan batu bara di Sumatera Selatan.
Per Juni 2021, RMK Energy mengantongi pendapatan Rp431,69 miliar dan laba bersih Rp39,22 miliar. Ekuitas Rp467,43 miliar dan liabilitas Rp704,67 miliar sehingga total asetnya mencapai Rp1,17 triliun.