Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berjangka melonjak lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Jumat (3/12/2021), didorong oleh data tenaga kerja Amerika Serikat yang jauh di bawah ekspektasi.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, ditutup melonjak 21,2 poin atau 1,2 persen ke level US$1.783,90 per troy ounce. Di pasar spot, emas naik 0,9 persen ke level US$1.785,29 per troy ounce.
Analis pasar OANDA Edward Moya mengatakan emas diuntungkan dari pelarian ke aset safe haven karena investor khawatir terhadap percepatan rencana tapering The Fed. Selain itu, Covid-19 varian Delta dan Omicron menimbulkan risiko terhadap prospek pertumbuhan jangka pendek.
"Kinerja emas akhir pekan signifikan karena bertepatan dengan perataan kurva yang mencakup ekspektasi tinggi untuk tapering Fed yang lebih cepat," ungkap Edward seperti dikutip Antara, Sabtu (4/12/2021).
Sentimen di pasar keuangan yang lebih luas tetap lemah, karena data pekerjaan AS mengecewakan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat (3/12) bahwa Amerika Serikat menciptakan 210.000 lapangan kerja baru pada November, lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 573.000 dan dari Oktober sebesar 531.000.
Turut mendukung harga emas, imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun turun di bawah 1,4 persen untuk pertama kalinya sejak September, mengurangi peluang kerugian memegang emas.
Baca Juga
Tetapi data ekonomi lainnya yang dirilis pada Jumat (3/12) membebani emas. Indeks PMI sektor jasa AS dari IHS Markit direvisi lebih tinggi menjadi 58,0 pada November dari angka awal 57,0, menunjukkan aktivitas bisnis dan pesanan baru terus meningkat.
Departemen Perdagangan AS juga melaporkan bahwa pesanan pabrik AS meningkat 1,0 persen pada Oktober setelah naik 0,5 persen pada September. Pertumbuhan juga lebih tinggi dari 0,5 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.
Namun, emas masih berada di jalur pelemahan mingguan ketiga berturut-turut, karena pejabat The Fed memberikan nada hawkish pada pengurangan stimulus dan suku bunga.
The Fed tampaknya akan mempercepat penghentian program pembelian obligasi mereka ketika mereka bertemu akhir bulan ini, karena mereka menanggapi pengetatan pasar tenaga kerja dan bergerak untuk membuka pintu bagi kenaikan suku bunga lebih awal dari yang mereka proyeksikan.