Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mengumumkan realisasi investasi dengan total nilai sekitar US$166,1 juta, untuk pembangunan fasilitas produksi untuk batang tembakau bagi IQOS, dengan merek HEETS, di Karawang, Jawa Barat, Indonesia.
Dengan estimasi kurs Rp14.200 per dolar AS, nilai investasi US$166,1 juta setara dengan Rp2,3 triliun. Fasilitas produksi dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal IV/2022, akan memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan difokuskan untuk pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik.
Presiden Direktur HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan, hal ini merupakan bagian dari komitmen Sampoerna, untuk menciptakan nilai ekonomi jangka panjang di Indonesia dengan mengedepankan inovasi, penelitian ilmiah, dan teknologi.
Fasilitas tersebut akan menjadi fasilitas produksi ketujuh Phillip Morris International (PMI) secara global, dan kedua di Asia, serta merupakan perluasan dari fasilitas produksi Sampoerna yang berlokasi di Karawang.
“Investasi ini merupakan bentuk kepercayaan Sampoerna dan induk perusahaan kami, PMI, atas iklim investasi Indonesia dan upaya nyata kami untuk menjadi bagian dari pemulihan perekonomian nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia. Lebih lanjut, fasilitas ini merupakan bagian dari komitmen global PMI dalam menyediakan produk tembakau bebas asap sebagai alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa,” kata Mindaugas dalam keterangan resminya, Selasa (30/11/2021).
Dia melanjutkan, pihaknya percaya dengan memanfaatkan inovasi, penelitian, dan adaptasi teknologi dalam manufaktur batang tembakau untuk IQOS, Sampoerna akan berperan aktif mendorong transformasi industri tembakau nasional dengan tetap melibatkan petani tembakau dan peritel sebagai bagian dari mata rantai industri.
"Hal ini sejalan dengan prioritas pemerintah untuk terus meningkatkan daya saing sektor manufaktur tanah air di kancah global, melalui Peta Jalan Making Indonesia 4.0,” ujar Mindaugas.
Baca Juga
Mindaugas berharap, realisasi investasi HMSP ini juga dapat meningkatkan multiplier effect yang lebih besar melalui penciptaan nilai tambah, serapan daun tembakau dari petani lokal, membuka lapangan kerja baru bagi tenaga kerja berketerampilan tinggi, dan semakin meningkatkan kepercayaan para investor atas iklim investasi di Indonesia.