Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi November 2021 tertinggi, sejumlah saham tahan inflasi menarik diperhatikan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pun tak akan terdampak signifikan dari inflasi.
Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan inflasi umum dan inflasi inti naik dari 1,66 persen ke 1,75 persen dan 1,44 persen di atas konsensus.
"Bisa good and bad. Baiknya adalah, dari kenaikan inflasi inti [non oil and food] yang berarti daya beli konsumen sudah pulih, lebih karena banyak tertolong oleh kenaikan harga komoditas sawit dan batubara," urainya, kepada Bisnis, Rabu (1/12/2021).
Dia menilai biasanya kenaikan harga komoditas selalu disertai dengan penguatan rupiah, yang diharapkan bisa memitigasi dampak negatif dari kenaikan inflasi impor.
Setidaknya, daya beli konsumen negatif dampaknya minimal. Bank Indonesia pun, menurutnya, tidak akan menaikan suku bunga tahun ini, sehingga dampak negatifnya masih minimal terhadap ekonomi.
Namun, terangnya, bahaya inflasi menghantui dunia khususnya Amerika Serikat yang mengakibatkan suku bunga akan naik tahun depan.
Baca Juga
"Jadi Desember ini sepertinya IHSG akan cenderung sideways, di level 6.650-6.700. Untuk hedging against inflasi, komoditas adalah alat yang terbaik," paparnya.
Dengan demikian, Janson merekomendasikan sektor sawit untuk saham LSIP, AALI, batubara dengan saham ADRO dan ITMG, dan nikel untuk saham INCO yang cenderung bertahan di tengah-tengah inflasi tinggi.
IHSG ditutup melemah pada perdagangan awal Desember 2021, Rabu (1/12/2021). Investor asing mencatatkan aksi jual bersih di atas Rp595,85 miliar.
Berdasarkan data RTI, indeks komposit ditutup di level 6507,67 turun 0,4 persen atau 26,25 poin. Sepanjang hari, indeks bergerak di rentang 6.593,07-6.494,49.
Kapitalisasi pasar pun turun menjadi Rp8089,29 triliun dengan sebanyak 174 saham hijau, 371 saham melemah, dan 122 saham stagnan.
Adapun, investor asing mencatatkan net foreign sell atau aksi jual bersih sebesar Rp618,62 miliar. Aksi jual terutama pada saham PT Astra International Tbk. (ASII) dengan obral hingga Rp131,1 miliar yang menyebabkan sahamnya turun 2,16 persen atau 125 poin ke level 5650.
Selain itu, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) diobral asing hingga Rp112,4 miliar dan membuat sahamnya tertekan turun 6,42 persen. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga dijual asing hingga Rp62,3 miliar.
Di sisi lain, aksi beli bersih juga masih terjadi pada saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan net foreign buy hingga Rp114,7 miliar membuat sahamnya naik 2,26 persen.
Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga diborong asing hingga Rp72,2 miliar dan Rp49,1 miliar.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.