Bisnis.com, JAKARTA - PT United Tractors Tbk. (UNTR) melaporkan sepanjang Oktober 2021, telah menjual 396 unit alat berat Komatsu. Lebih tinggi dari rekor sebelumnya pada Agustus sebanyak 326 unit.
Dengan perolehan tersebut, total sejak awal tahun, penjualan alat beratnya melesat 92,56 persen dari 1.345 unit untuk year to date (ytd) Oktober 2020 menjadi 2.590 unit pada ytd Oktober 2021.
“Capaian penjualan bulanan pada Oktober 2021 sendiri mencapai 396 unit. Secara total, dalam 10 bulan penjualan Komatsu paling banyak ke sektor tambang 52 persen, 13 persen ke sektor kehutanan, 25 persen ke sektor konstruksi, dan 10 persen ke sektor agro,” tulis Sara Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (28/11/2021).
Direktur United Tractors, Iwan Hadiantoro memaparkan bahwa target penjualan Komatsu pada 2021, adalah 2.800 hingga 3.000 unit.
“Saat ini, perseroan diuntungkan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, terutama dari sektor pertambangan, sehingga kami perkirakan target penjualan alat berat Komatsu 2021 sebanyak 2.800 hingga 3.000 unit,” tuturnya.
Selanjutnya, untuk bisnis kontrak pertambangan melalui Pamapersada Nusantara, produksi batu baranya naik 2,42 persen dari 94,8 juta ton pada periode 10 bulan berjalan 2020 menjadi 97,1 juta ton sampai Oktober 2021.
Baca Juga
Kemudian, untuk volume penjualan batu bara Tuah Turangga Agung tercatat nak 6,99 persen dari 7,62 juta ton pada ytd Oktober 2020 menjadi 8,15 juta ton pada ytd Oktober 2021.
“Target Tuah Turangga Agung untuk full year 2021 adalah 8,8 juta ton,” kata Sara.
Capaian ytd Oktober 2021 tahun ini didominasi penjualan pada Januari 2021 yang mencapai 1,61 juta ton dengan perincian 386.000 ton thermal coal dan 1,22 juta ton coking coal.
Sementara, pada Agustus sendiri penjualannya mencapai 309.000 ton, terdiri atas 75.000 ton thermal coal dan 234.000 ton coking coal.
Sampai dengan Oktober 2021, UNTR juga membukukan capaian overburden removal atau pengupasan tanah sampai 84,41 persen dari target sepanjang 2021.
Sara menyebutkan pencapaian overburden removal UNTR per Oktober 2021 mencapai 709,1 juta bank cubic meter (bcm).
“Target full year adalah sekitar 840-an juta bcm. Semua proyek yang berjalan saat ini masih berdasarkan kontrak yang ada,” jelas Sara kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Target overburden removal tahun ini pun sedikit lebih tinggi dari pada 2020 sebanyak 810 juta bank cubic meter (bcm).
Mengutip keterangan resmi anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara, pada tahun ini telah melakukan perpanjangan kontrak dengan JMB Group dengan estimasi total nilai kontrak Rp 15 triliun dengan PT Jembayan Muarabara, PT Arzara Baraindo Energitama, dan PT Kemilau Rindang Abadi untuk periode 2021 - 2025.
Adapun, pada Minggu (28/11/2021), terpantau harga saham UNTR juga bergerak di zona merah, turun 1.050 poin atau 4,60 persen ke Rp21.800. Hari ini sahamnya dilego asing senilai Rp67,49 miliar.
Selama setahun, harga saham UNTR berhasil naik tipis 5,83 persen. Namun, secara year to date harga sahamnya anjlok 18,05 persen setelah sempat menyentuh harga Rp27.700.