Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat pada Akhir Sesi I, Asing Borong Saham TLKM, BMRI, dan BBNI

IHSG menguat 0,61 persen atau 41,02 poin dan parkir di posisi 6.724,30 pada akhir sesi I.
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Kamis (25/11/2021) dan kembali menyentuh level 6.700.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.30 WIB IHSG parkir di posisi 6.724,30 pada akhir sesi I, terapresiasi 0,61 persen atau 41,02 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 6.683,28 - 6.750,57. 

Dari seluruh konstituen, terpantau 249 saham menguat, 250 saham melemah dan 157 saham tidak bergerak dari posisi sebelumnya alias stagnan. 

Hingga siang ini telah dibukukan total transaksi sebesar Rp7,999 triliun, dengan aksi beli bersih atau net buy investor asing yang minim yaitu senilai Rp2,31 miliar.

Pada akhir sesi I hari ini, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih atau net buy terbanyak pada saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebanyak Rp229,0 miliar. Saham TLKM pun terpantau naik 5,00 persen atau 190 poin ke posisi 3.990.

Selanjutnya investor asing juga terpantau membeli saham BMRI, BBNI, ASSA, dan KLBF yang masing-masing sebanyak Rp71,3 miliar, Rp38,0 miliar, dan Rp27,1 miliar, dan Rp22,5 miliar.

Di sisi lain, saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi saham yang paling banyak dijual investor asing, dengan aksi net sell sebesar Rp93,1 miliar. Saham BUKA terpantau melemah 4,51 persen atau 30 poin ke level 635. 

Investor asing juga tampak melepas saham SMGR dengan net sell sebanyak Rp20,6 miliar, MTEL sebanyak Rp16,9 miliar, INTP sebanyak Rp12,3 miliar, dan RANC sebanyak Rp8,0 miliar.

Di jajaran top gainers, saham DEPO berada di urutan teratas dengan melonjak sebesar 24,48 persen. Lalu diikuti saham KBAG yang naik 20,41 persen, BINO naik 18,84 persen, dan LUCK naik 17,86 persen. 

Sedangkan saham INDO merosot 6,99 persen, BBHI turun 6,83 persen, KOTA turun 6,54 persen, dan TRUE turun 5,19 persen menjadi saham-saham yang berada dalam jajaran top losers pada perdagangan sesi I hari ini. 

Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, sektor energi, infrastruktur, konsumer siklus, keuangan, industri dasar, properti dan real estat, dan konsumer non-siklus, mendominasi penguatan IHSG kemarin. Investor asing di seluruh pasar membukukan pembelian bersih sebesar Rp419 miliar.

Berdasarkan analisa teknikal, Nico melihat IHSG berpeluang menguat terbatas dan diperdagangkan di level 6.650-6.754.

Lebih lanjut, Nico mengatakan pejabat The Fed pada pertemuan awal bulan ini menyatakan keprihatinannya mengenai inflasi dan akhirnya mengatakan bersedia menaikkan tingkat suku bunga lebih cepat jika harga terus menerus mengalami peningkatan.

"Saat ini, inflasi yang berjalan di atas 6 persen dan yang tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir menjadi perhatian para pejabat The Fed," kata Nico dalam risetnya, Kamis (25/11/2021).

Namun, beberapa pejabat The Fed juga mengatakan, The Fed bersedia untuk membiarkan inflasi menjadi lebih panas dari biasanya untuk mendorong ketenagakerjaan membaik. Akan tetapi, pelaku pasar dan investor melihat bahwa The Fed harus bertindak lebih agresif, agar inflasi terlihat dapat dikendalikan.

"Meskipun kami yakin, sekalipun The Fed tidak menaikkan tingkat suku bunga secara cepat, tetapi, inflasi terlihat terkendali di bawah The Fed," ujarnya.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia menyampaikan pemulihan ekonomi global masih akan berlanjut hingga tahun 2022. Hal ini tercermin dari ekonomi negara-negara di Eropa dan Jepang yang mulai menyusul Amerika Serikat, sementara di emerging market, ekonomi India, dan Asean-5 mulai menyusul China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper