Bisnis.com, JAKARTA – Produk reksa dana pasar uang milik PT Pinnacle Persada Investama, telah menjadi salah satu yang berkinerja terbaik sepanjang tahun ini dengan menerapkan strategi yang berfokus pada likuiditas.
Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra menyampaikan kinerja produk reksa dana pasar uang yang bernama Pinnacle Moner Market Fund sepanjang tahun (year to date/ ytd) hingga Jumat (19/11/2021) telah berada di level 4,17 persen.
“Untuk di Pinnacle, kinerja reksa dana pasar uang kami Pinnacle Money Market Fund, salah satu yang terbaik di kelasnya, per kemarin kinerja year to date di level 4,17 persen dan kurang lebih masih lebih tinggi atau setara deposito,” ungkap Guntur kepada Bisnis, Senin (22/11/2021).
Produk tersebut jelasnya memiliki keunggulan tingkat likuiditas yang sangat tinggi, di mana bisa dicairkan kapan saja, dan periode pencairan sehari setelah transaksi (T+1).
Sementara itu, kinerja reksa dana pasar uang secara keseluruhan berdasarkan dara Infovesta, telah tumbuh sebesar 2,84 persen ytd, per 19 November 2021. Kinerja reksa dana pasar uang berada di urutan kedua jika dibandingkan dengan kinerja instrumen reksa dana lain.
Kinerja positif produk reksa dana pasar uang Pinnacle tersebut ungkap Guntur berkaitan dengan alokasi instrumen yang sebagian besar berada di pasar uang atau deposito dan juga pada obligasi yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Baca Juga
“Jadi fokus dan strategi kami dalam pengelolaan reksa dana pasar uang adalah likuiditas, secara keseluruhan kuartal III/2021 ini cukup stabil dari sisi pergerakan interest rate atau tingkat suku bunga,” papar Guntur.
Menurutnya walaupun strategi perusahaan cukup konservatif tapi dari sisi kinerja cukup stabil yang terbukti mengalami pertumbuhan positif seperti yang dipaparkan sebelumnya.
Terkait dengan kinerja yang positif tersebut, Guntur menyampaikan bahwa prospek ke depan untuk reksa dana pasar uang masih cukup baik. Instrumen ini menurutnya cocok untuk investor pemula atau investor yang memiliki profil risiko rendah.
Hal tersebu,t katanya, berkaitan dengan underlying reksa dana pasar uang yang ungkapnya cukup terdiversifikasi dan sifatnya yang relatif lebih aman serta lebih likuid.
Guntur menjelaskan, salah satu sentimen yang mempengaruhi langsung kinerja reksa dana pasar uang adalah pergerakan tingkat suku bunga Bank Indonesia.
Secara tidak langsung, paparnya, kondisi makro ekonomi Indonesia dan faktor makro eksternal akan mempengaruhi tingkat suku bunga BI yang juga akan mempengaruhi kinerja reksa dana pasar uang.
Sementara itu tutup Guntur, untuk reksa dana pasar uang dengan bobot portofolio yang lebih besar pada obligasi, diluar dari pergerakan tingkat suku bunga, kualitas kredit dari obligasi akan menjadi faktor pendorong kinerja produk reksa dana pasar uang tersebut.