Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. masih optimistis prospek bisnis batu bara di tahun 2022 masih menjanjikan. Perseroan pun menggenjot target produksi di tahun depan.
Direktur Bukit Asam Suryo Eko Hadianto mengatakan mengatakan perseroan menargetkan produksi di tahun depan naik menjadi 37 juta ton.
Target produksi tersebut didorong oleh prospek bisnis batu bara di tahun 2022 masih menjanjikan. Menurutnya, hal ini didukung oleh sejumlah faktor yang membuat harga tetap stabil hingga akhir tahun 2022.
Salah satu faktornya adalah pandemi Covid-19, sehingga negara-negara yang tadinya sudah meninggalkan batu bara kembali menggunakan komoditas emas hitam ini.
“Selain itu, pertumbuhan industri yang berbasis batu bara juga semakin meningkat,” uingap Suryo, dikutip Minggu (21/11/2021).
Ia melanjutkan, produksi China masih terbatas juga turut menopang harga batu bara, ditambah dengan perang dagang China – AS dan masih memanasnya konflik dengan Australia.
Baca Juga
Untuk mendukung target tersebut, emiten dengan kode saham PTBA ini menyiapkan sejumlah infrastruktur, di antaranya pembangunan train loading station (TLS) 5 yang akan selesai di akhir tahun ini.
“Saat ini juga sudah melakukan persiapan pembukaan tambang Banko Tengah. Itu sebagian untuk PLTU Sumsel 8 dan sebagian dipasok ke TLS 5 untuk dibawa ke Tarahan maupun Kertapati,” ujarnya.
Suryo juga optimistis perseroan dapat mencapai target produksi batu bara sebesar 30 juta ton pada akhir tahun 2021. Hal ini karena PTBA telah memproduksi 25,7 juta ton batu bara hingga Oktober 2021, naik 2,8 juta ton dari bulan sebelumnya sebesar 22,9 juta ton.
“Produksi 25,7 juta ton per akhir Oktober, itu 10 bulan. Tiap bulan rata-rata 2,5 juta ton, jadi pasti tercapai 2 bulan ini sisanya 5 juta,” lanjutnya.