Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Prospek Reksa Dana Pendapatan Tetap pada 2022 Menurut Panin AM

Sepanjang kenaikan suku bunga tidak terjadi secara agresif, potensi return reksa dana pendapatan tetap masih bisa berada di kisaran 4 persen hingga 6 persen tahun depan.
ilustrasi investasi reksa dana
ilustrasi investasi reksa dana

Bisnis.com, JAKARTA – Potensi kenaikan suku bunga membayangi prospek kinerja reksa dana pendapatan tetap pada tahun depan.

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto menjelaskan, kinerja instrumen reksa dana pendapatan tetap sepanjang tahun ini cukup baik. Hal tersebut terlihat dari return yang stabil di level positif sejak awal tahun.

Berdasarkan laporan Infovesta Utama, pada periode 5 November 2021 hingga 12 November 2021, kinerja reksa dana bergerak dalam rentang positif yaitu 0,05 persen hingga 0,65 persen.

Pada periode tersebut, kinerja reksa dana pendapatan tetap tercatat naik 0,17 persen. Hal ini seiring dengan penguatan indeks acuan obligasi pemerintah (IGBI) dan korporasi (ICBI) masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,12 persen.

Sementara itu, secara year to date (ytd) reksa dana pendapatan tetap mencatatkan return sebesar 2,13 persen. Reksa dana campuran masih menjadi instrumen dengan return terbesar sejauh ini dengan 4,35 persen.

“Sempat ada gejolak di awal tahun, tapi seiring dengan inflasi Indonesia yang rendah dan kebijakan tapering yang dikomunikasikan dengan baik, kinerja masih terjaga,” katanya saat dihubungi pada Kamis (18/11/2021).

Rudiyanto melanjutkan, reksa dana pendapatan tetap masih berpeluang mencatatkan return yang lebih tinggi lagi di sisa tahun ini.

Sementara itu, pada tahun depan, sejumlah tantangan berpotensi menghambat kenaikan kinerja reksa dana pendapatan tetap, terutama produk-produk dengan aset dasar surat berharga negara (SBN).

Ia menjelaskan, potensi kenaikan inflasi seiring dengan pemulihan ekonomi yang akan terus berjalan dapat menekan pergerakan imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN). Hal ini juga ditambang dengan potensi kenaikan suku bunga acuan baik secara global maupun di Indonesia.

“Di sisi lain, inflasi Indonesia sejauh ini masih terkendali dan sangat diuntungkan dari kenaikan harga komoditas,” imbuhnya.

Menurut Rudiyanto, sepanjang kenaikan suku bunga tidak terjadi secara agresif, potensi return reksa dana pendapatan tetap masih bisa berada di kisaran 4 persen hingga 6 persen tahun depan.

Adapun, di sisa tahun ini Panin AM akan memperbanyak obligasi korporasi serta mengandalkan surat utang pemerintah dengan tenor pendek. Hal ini dilakukan guna menjaga kinerja produk reksa dana dari potensi volatilitas yang muncul.

“Jika ada koreksi besar pada obligasi pemerintah baru dimanfaatkan untuk beli obligasi pemerintah jangka panjang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper