Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terapresiasi Bersama Mata Uang Asean Pagi Ini

Rupiah terapresiasi 0,11 persen menjadi Rp14.262 per dolar AS pada pukul 09.04 WIB.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang di kawasan Asia Pasifik di hadapan dolar AS pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (12/11/2021), rupiah terapresiasi 0,11 persen menjadi Rp14.262 per dolar AS pada pukul 09.04 WIB.

Dari kawasan Benua Kuning, ringgit Malaysia naik 0,06 persen, Bhat Thailand naik 0,17 persen, dan peso Filipina naik lebih tinggi lagi sebesar 0,22 persen. Di sisi lain, yuan China melemah 0,08 persen dan yen Jepang melemah 0,18 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.260 - Rp14.230 pada perdagangan akhir pekan ini.

Dia menyebutkan dolar AS masih menguat dan telah mencapai level tertinggi 2021 terhadap mata uang lainnya pada Kamis (11/11/2021), setelah pembacaan inflasi AS terpanas dalam satu generasi mengipasi taruhan pada kenaikan suku bunga.

Data AS yang dirilis pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) tumbuh 6,2 persen tahun-ke-tahun dan 0,9 persen bulan-ke-bulan di Oktober, sedangkan CPI inti naik 4,6 persen tahun-ke-tahun dan 0,6 persen bulan ke bulan.

Presiden Bank Federal Reserve San Francisco Mary Daly mengatakan bahwa dia memperkirakan inflasi tinggi menjadi moderat setelah Covid-19 surut dan mengatakan bahwa "sangat prematur" untuk menaikkan suku bunga dan mempercepat pengurangan aset Fed.

Sementara dari sisi internal, pemerintah telah mengumumkan bahwa masyarakat yang sudah di vaksinasi dengan dosis lengkap sudah mencapai 80 juta orang dan hampir 60 orang sudah mendapatkan vaksinanasi dosis pertama. Sedangkan, dari data penanganan satgas Covid-19 hingga saat ini lebih dari 90 persen masyarakat masih taat bermasker.

Angka tersebut menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya Covid-19 gelombang ketiga yang diperkirakan terjadi pada Desember 2021 dan akan berdampak terhadap kuartal pertama 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper