Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UEA: Harga Minyak Mentah Bisa Saja Berlipat Ganda

Sepanjang tahun ini, harga minyak di pasar Brent sudah naik sampai 62 persen mendekati US$84 per barel, merespons ekonomi global yang sudah mulai pulih dari pandemi Covid-19 dan keputusan OPEC+ untuk memangkas pasokan yang dilakukan pada awal 2021.
Anjungan minyak di Teluk Meksiko, AS. /Bloomberg
Anjungan minyak di Teluk Meksiko, AS. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Uni Emirat Arab (UEA) memperkiran harga minyak mentah berpotensi naik hingga berlipat ganda jika OPEC+ terus menerus menolak permintaan Amerika Serikat untuk mempercepat penambahan pasokan.

"Untung ada OPEC+, atau kita harus merasakan harga minyak mentah naik dua sampai tiga kali lipat. Keberadaan aliansi ini harus kita apresiasi," kata Menteri Energi UEA Suhail Al-Mazrouei di konferensi Africa Oil Week di Dubai, dilansir Bloomberg, Senin (8/11/2021).

Sepanjang tahun ini, harga minyak di pasar Brent sudah naik sampai 62 persen mendekati US$84 per barel, merespons ekonomi global yang sudah mulai pulih dari pandemi Covid-19 dan keputusan OPEC+ untuk memangkas pasokan yang dilakukan pada awal 2021.

OPEC+ kemudian melonggarkan pembatasan produksi tersebut dengan tingkat produksi menjadi 400.000 barel per hari tiap bulannya. Namun, AS, Jepang, dan India sebagai negara konsumen terbesar sudah meminta UEA, Arab Saudi, Rusia, dan anggota lainnya untuk mempercepat penambahan pasokannya.

Mazrouei mengutip rekannya, Abdulaziz bin Salman, mengatakan bahwa pasar minyak sudah lebih tenang dibandingkan dengan pasar gas dan batu bara. Melihat harga gas alam yang berlipat ganda di Eropa dan Asia sepanjang tahun ini di tengah penyusutan pasokan parah, menyebabkan harga listrik melonjak tajam dan membebani ekonomi dari China hingga India.

"Jika OPEC+ tidak ada, kondisi pasar minyak mentah bisa jadi serupa dengan batu bara dan gas. Kami berusaha sebisa mungkin menyeimbangkan pasar," kata Mazrouei.

Meski didesak negara-negara konsumennya, OPEC+ tetap harus berhati-hati, karena ada kekhawatiran pasokan jadi berlebihan pada kuartal pertama tahun depan.

"Karena permintaan mungkin mulai menyusut di beberapa negara. Jadi kami harus sangat berhati-hati. Kami harus mengimbangi perminyaan dan memastikan mengeluarkan produksi sesuai permintaan," imbuhnya.

Namun, jika kondisi pasar makin panas, OPEC+ bisa dengan mudah mengubah keputusan yang sedang dilaksanakan sekarang ini.

"Tinggal panggil kami saja. Anggota OPEC+ akan memastikan tidak akan ada lonjakan harga yang akan membebani ekonomi dunia," tambahnya.

Mazrouei melanjutkan, keputusan OPEC+ pekan lalu masih belum jelas dan belum ada negara yang mengajukan meningkatan produksi lebih dari 400.000 barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper