Bisnis.com, JAKARTA - Generasi kedua pendiri PT Blue Bird Tbk. (BIRD) terus menambah kepemilikan saham di perusahaan taksi biru tersebut. Terbaru, Purnomo Prawiro membeli 3,45 juta lembar saham sehingga menambah kepemilikannya menjadi 10,96 persen.
Purnomo Prawiro yang merupakan ayah dari Komisaris Utama Blue Bird Noni Purnomo tersebut menambah kepemilikan saham perseroan sebanyak 3,45 juta saham. Dengan begitu jumlah saham yang dimilikinya bertambah dari 270.993.600 saham atau 10,831 persen menjadi 274.443.600 atau setara 10,968 persen saham.
Pembelian tersebut dilakukan selama 3 hari yakni pada tanggal 3 November hingga 5 November 2021. Jumlah harga pembelian saham pun berbeda-beda setiap harinya.
"Tujuan dari transaksi ini merupakan investasi dengan status kepemilikan langsung," ungkapnya dikutip Senin (8/11/2021).
Sekitar tahun 1975, Purnomo Prawiro dipercaya untuk memimpin Blue Bird sebagai direktur operasional, setelah sang kakak Chandra Suharto lebih fokus di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
Pada 1985, Blue Bird di bawah kepemimpinannya sudah mencapai 2.000 unit taksi. Nilai-nilai dan brand yang ditanamkan adalah Blue Bird sebagai taksi ternyaman, teraman, dengan pengemudi yang santun.
Baca Juga
Tahun 1993, Blue bird meluncurkan Silver Bird, taksi eksekutif dengan fasilitas mobil mewah yang sebagian unitnya merupakan eks-sedan mewah yang digunakan pada KTT Non-Blok yang digelar di Indonesia, 1992.
Pada 10 Juni 2000, ibunya wafat di RS Medistra, ia secara tidak langsung melanjutkan kepemimpinan ibunya di Blue Bird Group.
Memasuki tahun 2010, taksi ini semakin populer, apalagi sejak Presiden AS Barack Obama datang ke Jakarta pada 2010. Saat itu, Obama menggunakan Blue Bird saat rombongannya melakukan kunjungan di Indonesia.
Tahun 2014, dengan total sekitar 22 ribu unit taksi, Blue Bird berkembang di berbagai kota selain Jakarta, seperti Bandung, Banten, Batam, Lombok, Manado, Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Semarang, Solo, Surabaya, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya.
Perusahaan taksi terbesar di Indonesia ini akhirnya juga melepas saham perdananya ke publik (IPO) dan berhasil meraup dana sebesar Rp2,44 triliun pada November 2014.
Ekspansi bisnis Blue bird meluas hingga ke mobil carteran, bus carteran, angkutan truk kontainer, layanan logistik, produksi bodi kendaraan, distributor tunggal alat-alat pemadam kebakaran merk Rosenbauer Internasional dan hotel.