Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) masih patut dicermati pada sisa tahun ini melihat kenaikan kinerjanya pada kuartal III/2021 lalu.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Yasmin Soulisa dalam risetnya menjelaskan, pertumbuhan kinerja AALI sepanjang kuartal III/2021 masih ditopang oleh kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO)
Pendapatan perusahaan tercatat naik 23,9 persen secara kuartalan seiring dengan kenaikan harga komoditas serta volume penjualan sebesar 27,1 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq).
Ia menyebutkan, hingga kuartal III/2021, rerata harga CPO global berada di level 4.176 ringgit per ton, naik 61,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kenaikan volume penjualan tersebut ditopang oleh produksi tandan buah segar (TBS) dari pihak ketiga seiring dengan produksi internal perusahaan yang cenderung datar. Sepanjang kuartal III/2021, produksi TBS perusahaan tercatat turun 1,9 qoq menjadi 1,13 juta ton, sementara total produksi TBS dan plasma AALI mencapai 3,36 juta ton, menurun 1,1 persen yoy.
“Untuk mengkompensasi hal tersebut, AALI meningkatkan produksi TBS dari pihak ketiga menjadi 2,52 juta ton, naik 38,2 persen yoy. Sehingga, produksi CPO perusahaan juga berhasil naik 10,4 persen yoy menjadi 1,14 juta ton,” jelas Yasmin dikutip dari risetnya, Senin (8/11/2021).
Baca Juga
Sementara itu, Yasmin memperkirakan harga CPO akan mulai stabil pada tahun depan setelah mengalami reli 2 tahun beruntun. Hal ini seiring dengan prospek pemulihan produksi CPO dan menipisnya keunggulan kompetitif CPO dengan minyak biji kedelai yang berpotensi menggerus permintaan terhadap sawit.
Seiring dengan hal tersebut, Yasmin masih menyematkan rating beli (buy) untuk AALI dengan target harga Rp18.300 dan upside di atas 80 persen.
Yasmin mengatakan, tingkat harga CPO yang diprediksi stabil pada kuartal IV/2021 akan berimbas positif bagi prospek AALI. Upaya AALI akan meningkatkan pembelian TBS dari pihak ketiga guna menggenjot volume penjualan juga akan menopang kinerja perusahaan di sisa tahun ini.
Ia memprediksi AALI dapat meraih pendapatan sebesar Rp25,23 triliun hingga akhir tahun ini dengan proyeksi laba bersih pada kisaran Rp1,95 triliun, naik dari catatan tahun lalu sebesar Rp833 miliar.
“Rasio price to earning (PER) diperkirakan sebesar 9,9 kali, dengan price to book value (PBV) 0,9 kali serta return on equity (ROE) 9,4 persen,” katanya.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.