Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield Obligasi AS Turun, Wall Street Kembali Tembus Rekor Tertinggi

Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,42 persen ke level 4.680,06 dan Nasdaq 100 naik 1,25 persen ke 16.346,24.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan kenaikan ke rekor tertinggi sepanjang masa pada Kamis (4/11/2021), di saat pelaku pasar memangkas ekspektasi mereka pada laju pengetatan Federal Reserve.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,42 persen ke level 4.680,06 dan Nasdaq 100 naik 1,25 persen ke 16.346,24. Di sisi lain, indeks Dow Jones melemah tipis 0,09 persen ke l36.124,23.

Saham sektor teknologi dan ritel mendorong kenaikan indeks S&P 500, sementara Nasdaq 100 melanjutkan reli di hari kesembilan berturut-turut, kenaikan terpanjang sejak Desember 2020.

Prospek bullish dari produsen chipset Qualcomm Inc. menambah tanda bahwa krisis pada industri ini mulai mereda. Saham Qualcomm pun ditutup melejit 12,73 persen hari ini.

Sementara itu, imbahl hasil Treasury AS dengan tenor pendek tenggelam karena investor global menilai kembali prospek kebijakan moneter setelah Bank of England menentang ekspektasi dengan mempertahankan suku bunga.

Keputusan tersebut menyusul spekulasi bahwa BOE akan menjadi bank sentral besar pertama yang menaikkan suku bungga sejak awal pandemi. Itu juga terjadi sehari setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan dimulainya pengurangan pembelian aset, sambil mengatakan para pejabat dapat bersabar dalam kenaikan.

Kepala analis suku bunga AS di Bank of America Global Research Mark Cabana mengatakan bahwa proyeksi pasar akan kenaikan suku bunga sekitar pertengahan tahun depan sangat penuh, dan itu akan turun

"Proyeksi itu telah turun, terutama dengan langkah Bank of England yang telah diambil," ungkap Cabana, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (5/11/2021).

Sementara itu, jumlah pengajuan tunjangan pengangguran negara bagian AS turun pekan lalu ke level terendah sejak Maret 2020, menunjukkan lebih sedikit pemecatan di tengah permintaan tenaga kerja yang kuat.

Data ini mendahului data ketenagakerjaan Jumat, yang diperkirakan menunjukkan nonfarm payrolls naik 450.000 pada Oktober.

"Sejauh ini minggu ini kami mendapat kabar baik di pasar tenaga kerja," kata Mike Loewengart, direktur pelaksana strategi investasi di E*Trade Financial.

"Dengan The Fed mulai mengambil langkah mundur mengurangi sikap akomodatif mereka, ini bisa menjadi bukti lain dari keuntungan yang solid ketika menyangkut pemulihan ekonomi kita," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper