Bisnis.com, JAKARTA – Mejelang laporan data upah tenaga kerja nonpertanian (NFP) Amerika Serikat, harga emas global masih bergerak di zona hijau mendekati US$1.800 per troy ons.
Pada perdagangan Jumat sore (5/11/2021) waktu Asia, harga emas di pasar Comex naik 2,20 poin atau 0,12 persen ke US$1.795,70 per troy ons. Senada, harga emas di pasar spot naik 2,35 poin atau 0,13 peren ke US$1.794,39 per troy ons.
“Harga emas mencoba bangkit dari pergerakan sebelumnya dari posisi terendah tiga pekan di US$1.759 meskipun dolar AS masih menguat karena investor fokus pada penurunan dolar pasca tapering Federal Reserve dan jelang rilis NFP untuk mencari arah baru,” ungkap Tim Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX), Jumat (5/11/2021).
Dolar AS sempat rebound pada Kamis setelah Federal Reserve AS melihat bahwa inflasi yang terjadi hanya bersifat sementara meskipun mengambil kebijakan pengurangan stimulus moneter dengan mengurangi pembelian obligasi menjadi US$120 miliar.
Selanjutnya, sikap tersebut disempurnakan ketika Ketua Jerome Powell mengatakan dia tidak terburu-buru untuk menaikkan biaya pinjaman yang mengarah ke aksi jual tambahan pada dolar AS.
“Ke depan, pasar masih harus dilihat apakah emas dapat menaklukkan resistance US$1.800 sekali lagi pada rilis data pekerjaan AS, terutama setelah kesabaran Ketua Fed Jerome Powell pada kenaikan suku bunga yang selalu bergantung pada tujuan pekerjaan maksimum,” imbuhnya.
Baca Juga
Analis memperkirakan bahwa data pekerja AS akan menambahkan 425.000 pekerjaan pada Oktober 2021, jauh lebih tinggi dari tambahan 194.000 pada September 2021.
“Harga emas yang masih berkonsolidasi naik kini bergerak dengan resistensi yang berada di area US$1.795. Resistance psikologis harga emas terjauhnya berada di area US$1.800 hingga ke zona US$1.810. Sementara untuk support terjauhnya berada di kisaran US$1.790 - US$1.785 per troy ons,” tambahnya.